Ayah Bunuh Anak di Gresik

Polisi Akan Periksa Ibu yang Anaknya Tewas Dihabisi Sang Ayah di Menganti Gresik

Polisi akan memeriksa ibu dari anak 9 tahun yang teas dibunuh ayahnya di Menganti, kabupaten Gresik. Sebelumnya, pelaku mengaku kecewa pada istrinya

Editor: eben haezer
Willy abraham
Rumah kontrakan tempat seorang ayah menghabisi nyawa putri kandungnya sendiri di Kecamatan Menganti, kabupaten Gresik. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Polisi akan memeriksa ibu dari anak 9 tahun yang tewas dihabisi ayah kandungnya di Dusun Plampang, Desa Putat Lor, Kecamatan Menganti, kabupaten Gresik, Jawa Timur. 

Sebelumnya, pelaku, Afan (29), mengaku memiliki pikiran untuk membunuh anaknya karena merasa kecewa dengan istrinya yang kembali bekerja menjadi LC di tempat karaoke. 

Tiga hari sebelum kejadian, sang ibu pergi meninggalkan rumah tanpa pamit setelah bertengkar hebat dengan tersangka. 

Baca juga: Pengakuan Ayah Pembunuh Anak di Gresik, Dari Tak Bisa Membiayai Hingga Ingin Anak Masuk Surga

Sampai saat ini, polisi belum tahu apakah sang ibu yang berinisial D tersebut sudah tahu atau belum buah hatinya meninggal.

Yang jelas, rumah kontrakannya telah dipasangi garis polisi.

"Ibu korban akan kami panggil," ujar Wakapolres Gresik Kompol Erika Purwana Putra, Selasa (2/5/2023).

Ibu korban akan dimintai keterangan terkait dugaan bullying yang dialami korban.

Baca juga: Begini Tampang Ayah yang Tega Habisi Anak Kandungnya Sendiri Saat Tidur di Gresik

Baca juga: Ayah Pembunuh Anak Kandung di Gresik Pernah Dipenjara Karena Kasus Narkoba

Erika belum bisa menjelaskan secara gamblang dimana keberadaan sang itu tersebut.

Termasuk dugaan sang ibu yang memilih meninggalkan rumah demi kembali menjadi LC karaoke di tempat karaoke.

"Itu masih kami dalami, yang jelas ibunya akan kita panggil," tambahnya.

Diketahui rumah tangga tersangka Afan dan sang istri berinisial D sering bertengkar. Keduanya sering cek-cok karena masalah ekonomi. Bahkan di depan  anaknya yang masih kecil.

Hal ini dibenarkan oleh Dodik (62) kakek korban.

Bahkan, demi menjauhkan cucunya dari orang tuanya yang sering bertengkar, sang cucu dibawa ke pondok pesantren.

Sebelum lebaran, cucunya baru saja pulang dari pondok pesantren. Tersangka dan ibu korban menjemput anaknya diajak pulang ke rumah kontrakan. Setelah lebaran keluarga kecil itu cek-cok lagi, hingga nyawa sang anak melayang di tangan ayah kandungnya sendiri.

Dodik tak kuasa menahan tangis. Umpatan demi umpatan ke luar dari mulutnya. Dia sudah tidak tahan lagi dengan perbuatan anak dan menantunya itu.

"Pasangan gila, dua-duanya suka pakai narkoba," kata Dodik dengan nada kesal.

Baik Dodik dan Yani ingin tersangka dihukum setimpal. Hukuman mati. Keduanya kesal, cucunya dibunuh oleh tangan menantunya sendiri.

(willy abraham/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved