Pemilu 2024

Kisah Pesinden Jadi Petugas Pantarlih di Madiun, Vivian Sisir Rumah Warga di Lereng Pegunungan Wilis

Kisah Pesinden yang Jadi Petugas Pantarlih di Madiun, Vivian Srinanda Iskandar Sisir Rumah Warga di Lereng Pegunungan Wilis

Editor: Rendy Nicko
Febrianto Ramadani/ Tribun Mataraman
Petugas Panitia Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun Vivian Srinanda Iskandar, melakukan pencocokan dan penelitian (Coklit) daftar pemilih di rumah warga setempat Minggu (26/2/2023). 

TRIBUNMATARAMAN.COM, Madiun - Guyuran hujan deras membuat jalan yang penuh dengan bebatuan jadi licin, tidak menyurutkan niat Vivian Srinanda Iskandar, melakukan pencocokan dan penelitian (Coklit) daftar pemilih, Minggu (26/2/2023).

Petugas Panitia Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun tersebut, mendata sejumlah warga di dua dusun yang berbeda. Yakni Dusun Sekedung dan Dusun Druwong.

Sepanjang perjalanan perempuan berusia 23 tahun itu menemui banyak rintangan.

Dari beberapa penerangan rumah penduduk yang kurang memadai, sampai akses jalan tidak bisa dilewati dengan sepeda motor.

Terpaksa, dirinya harus berjalan kaki sendirian, naik turun menyusuri rumah-rumah warga di lereng Pegunungan Wilis menempuh rute perjalanan yang jauh.

"Motivasi jadi Pantarlih adalah saya ingin mensukseskan gelaran Pemilu 2024. Dengan jiwa saya yang masih muda, saya ingin mengabdi kepada masyarakat sekitar agar mengetahui langsung kondisi mereka," ujar Vivian.

Baca juga: Dua Mobil Tertimpa Pohon Imbas Tanah Longsor di Kabupaten Trenggalek, 11 Penumpang Dievakuasi

Baca juga: Berbau Mistis, Bus Milik Pemprov Jatim Tersesat Masuk ke Jalan Menuju Pemakaman Umum di Kediri

Gadis yang berprofesi sebagai pesinden tersebut juga mengungkapkan, ada 258 data yang ditargetkan harus tuntas pada bulan Maret ini.

"Suka duka banyak. Kalau sukanya saya dikenal oleh banyak warga karena berinteraksi langsung, jadi banyak teman dan banyak kenalan," tuturnya.

"Kalau dukanya karena lingkungannya di gunung mau tidak mau harus naik turun, apalagi ada jalan yang tidak bisa dilewati oleh motor, jalannya bebatuan, sulit sekali diakses memakai sepeda motor, jalan kaki, kadang hujan, apalagi sepi, ada rasa takut," imbuhnya.

Vivian yang tumbuh di lingkungan keluarga tani ini mengaku menjadi pesinden sejak SMP. Dirinya juga nyaman ketika bertatap muka langsung dengan warga, saat meminta dokumen identitas seperti Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk.

"Tahu pembukaan Pantarlih dari pengunguman di kantor desa. Persyaratannya tes kesehatan, ijazah, KK, KTP, Pas Foto, lalu dikumpulkan di sekretariat," katanya.

Melakoni pekerjaannya sebagai Pantarlih, dirinya juga melengkapi identitasnya seperti rompi, dan kartu tanda pengenal. Bahkan ia juga menjaga etika ketika masuk ke rumah

"Dengan upaya upaya seperti itu, penghuni rumah yang menerima juga jadi ramah. Sehingga saat pendataan jadi enak, dan nyaman," ucapnya.

"Harapannya semoga warga sekitar bisa menggunakan hak suaranya di Pesta Demokrasi 2024 mendatang," tuntasnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman

(Febrianto Ramadani/tribunmataraman.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved