Penganiayaan Anak Pejabat DJP

Buntut Kasus Penganiayaan Anak Pejabat, KPP Pratama Kepanjen Digeruduk GP Ansor

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kepanjen, Malang, digruduk anggota GP Ansor Kabupaten Malang, Jumat (24/2/2023).

Editor: eben haezer
lu'lu'ul isnainiyah
Puluhan anggota GP Ansor Kabupaten Malang saat mendatangi KPP Pratama Kepanjen, Kabupaten Malang. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Buntut penganiayaan yang dilakukan anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu terhadap anak pengurus GP Ansor, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kepanjen, Malang, digruduk anggota GP Ansor Kabupaten Malang, Jumat (24/2/2023).

Tuntutan yang disampaikan salah satunya meminta Rafael Alun, ayah tersangka penganiayaan,  dipecat.

Sebanyak kurang lebih 50 GP Ansor memadati kantor pajak pada Jumat (24/2/2023) pukul 14.00 WIB.

Baca juga: BREAKING NEWS - Sri Mulyani Copot Rafael Alun Trisambodo Dari Jabatannya

Mereka didampingin oleh Ketua Pengurus Cabang (PC) Ansor, Fatkhurrozi untuk menyampaikan aspirasi mereka di hadapan pegawai pajak. 

"Kami meminta kepolisian untuk usut tuntas dan memproses dengan seadil-adilnya atas tindak kekerasan yang dilakukan oleh salah seorang anak pejabat pajak yang dilakukan kepada salah satu anak kades pengurus pusat GP Ansor," ujar koordinator lapangan dari GP Ansor

Selain menyampaikan aspirasi,  massa juga membaca solawat dengan duduk bersama di loby kantor pajak. Meskipun diiringi hujan, mereka tetap lantang dalam pembacaan solawat. 

Kepala PC GP Ansor, Fatkhurrozi mengatakan,  sebelum mendatangi kantor pajak semalam pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian. 

"Intinya kami cuma sampaikan aspirasi, semalam kita sudah berkoordinasi dengan kepolisian," ujarnya saat ditemui usai acara. 

Dalam menyampaikan aspirasinya itu, salah satu tuntutan yang disampaikan adalah meminta Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, untuk memecat yang bersangkutan. 

"Tuntutan sudah kami sampaikan. Dan tadi pagi tadi sudah mendapatkan informasi bahwa yang bersangkutan sudah dipecat," tegasnya. 

Oleh karena itu, pria yang biasa disapa Gus Rozi itu tidak mendatangkan massa yang banyak. Di mana awalanya mereka akan mendatangkan sekitar 500 orang. 

Namun, setelah mendapatkan informasi pemecatan dari menteri keuangan, maka ia membatasi massa yang datang tidak boleh lebih dari seratus orang.

"Kami mengurungkan untuk mendatangkan teman-teman (GP Ansor) lebih banyak lagi, sehingga banyak yang kita arahkan untuk pulang," paparnya. 

Menurutnya aksi damai ini tidak dilakukan secara serentak dari beberapa GP Ansor di berbagai wilayah. Di mana aksi hari ini hanya dilakukan di Kabupaten Malang saja. Sehingga aksi tidak berlangsung lama. 

"Dari pimpinan pusat aksi ini diarahkan untuk segera dipercepat," tuturnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved