Berita Tulungagung
Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera Aktif Menjaring dan Mendampingi Pengobatan Pasien TBC di Tulungagung
Penanggulangan TBC di Tulungagung melibatkan orang-orang dari Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa). Inilah profil mereka.
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
"Kami menggandeng Lazis Muhammadiyah, dari Aisyiyah untuk memberikan tambahan nutrisi," ujar Cut Mala.
Kader Yabhysa memang tidak punya kewajiban untuk mendampingi pasien yang tidak ditemukannya.
Namun Kader Yabhysa turut melacak pasian yang lost to follow up, atau putus berobat.
Pasien putus berobat ini berpotensi menyebabkan TBC resisten obat.
Karena itu kader Yabhysa ikut melacak mereka dan membawa kembali untuk berobat.
"Dalam satu bulan kami bisa menemukan 2-4 pasien yang putus berobat. Mereka kami kami dampingi untuk meneruskan pengobatan," ungkap Cut Mala.
Temuan pasien yang putus berobat ini rata-rata karena tidak ada dukungan keluarga.
Karena itu kader yang mendampingi mereka sangat penting untuk memastikan kelangsungan proses berobat.
Selain itu pengobatan TBC yang memakan waktu 6 bulan kerap membuat pasien bosan.
"Apalagi pasien TBC resisten obat yang memakan waktu pengobatan lebih lama," tutur Cut Mala.
Selama ini penjangkauan pasien TBC mengalami kendala penolakan.
Banyak pasien yang menutup diri dan tidak jujur dengan kondisi kesehatannya.
Akibatnya pasien ini menularkan ke lebih banyak orang.
Semua terjadi karena stigma buruk di masyarakat tentang penyakit TBC.
Penyakit ini dinilai penyakit yang kotor, penyakit keturunan, dan penyakitnya orang miskin.