Berita Trenggalek

Hari Bambu Nasional, Bupati Trenggalek Gerakkan Warga untuk Tanam Pohon dan Jaga Alam

Bupati Trenggalek memimpin aksi penanaman bambu dalam peringatan Hari Bambu Nasional. Dia meminta warga menanam bambu untuk mencegah bencana

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/aflahul abidin
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin saat memimpin penanaman bambu dalam peringatan Hari Bambu Nasional di Desa/Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, Kamis (24/11/2022). 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin memimpin aksi penanaman bambu dalam peringatan Hari Bambu Nasional di Desa/Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, Kamis (24/11/2022).

Ratusan pohon bambu ditanam di area Pemandian Tapan dalam kegiatan itu.

Selain Mas Ipin, puluhan warga dan anak sekolah ikut membaur menanam bambu.

Mas Ipin menekankan, menanam bambu atau pohon lain adalah salah satu langkah untuk menyelamatkan lingkungan.

Bencana yang terjadi bertubi-tubi dalam sebulan terakhir di Kabupaten Trenggalek menunjukkan bahwa alam harus lebih dilestarikan.

Ia menyebut, dampak buruk dari cuaca ekstrem hanya bisa dicegah dengan menjaga alam dengan lebih baik.

“Saat ini hutan mulai ada pergeseran. Tanaman hutan bercampur dengan tanaman pangan. Maka tidak bisa dibayangkan dalam cuaca ekstrem yang dialami beberapa waktu kemarin, hujan mencapai 200 hingga 300 ml per detik. Maka tidak banjir bandang tidak bisa terelakkan,” kata Mas Ipin.

Baca juga: Banjir Trenggalek Tahun ini Jadi yang Terbesar Sejak 2006

Dampak buruk dari perubahan iklim itu, menurut Bupati muda itu, harus ditanggulangi dengan langkah-langkah konkret. Salah satunya dengan menanam sebanyak mungkin pohon.

Maka dari itu, Mas Ipin telah mengeluarkan peraturan soal kewajiban pegawai dan masyarakat untuk menanam pohon minimal satu batang per tahun sebagai kompensasi emisi karbon yang dihasilkan dalam aktivitas sehari-hari.

Lewat peraturan itu, ia berharap bencana banjir dan tanah longsor dapat dicegah karena banyaknya tanaman pengikat air di seluruh wilayah.

Politisi PDI Perjuangan itu menambahkan, bambu bisa dipilih sebagai salah satu tanaman yang ditanam di lahan-lahan gundul, terutama di lereng-lereng.

"Bambu ini dikenal sebagai emas hijau, kenapa disebut emas hijau, karena bambu bisa mengurangi biaya kerusakan lingkungan yang semakin kritis," katanya.

Selain itu, bambu juga dikenal sebagai tanaman bernilai ekonomi. Berbagai produk kerjainan bisa diciptakan dengan bambu. 

Dalam penanganan dampak bencana beberapa pekan lalu, Pemkab Trenggalek akan memanfaatkan bambu sebagai material yang dipakai untuk memulihkan tebing-tebing yang rawan longsor di beberapa lokasi.

“Karena bambu ini teksturnya lentur dan diyakini bisa melawan benturan air,” sambungnya.

Mas Ipin berpesan agar ke depan warga dapat memanen bambu secara bijaksana. 

“Kalau diambil rebungnya, jangan diambil habis semuanya. Ambil sekitar 20-30 persen saja agar rumpunnya tetap bisa tumbuh. Termasuk ketika memanen bambu yang besar, juga jangan langsung ditebas semuanya. Lakukan hal yang sama sehingga bambu ini tetap lestari dan ekonominya tetap didapat," sambungnya.

(aflahul abidin/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved