Berita Tulungagung
Update Penyelidikan Keracunan Massal di Tulungagung, Ditemukan 3 Jenis Bakteri
Hasil Uji Laboratorium terhadap makanan yang meracuni puluhan jamaah yasinan di Tulungagung menunjukkan ada kandungan 3 jenis bakteri
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Satreskrim Polres Tulungagung telah menerima hasil laboratorium dari sampel keracunan massal di Desa Tiudan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung.
Hasilnya ditemukan tiga jenis bakteri yang ada di dalam sampel, yaitu Basillus Cereus, Ecoli dan Salmonella.
Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Agung Kurnia Putra, sampel yang diambil adalah makanan kecil, bungkus nasi goreng, muntahan pasien dan feses pasien.
"Hasilnya ada kesesuaian antara bakteri yang di sampel makanan, dengan yang ada di feses dan muntahan," ungkap Agung.
Baca juga: Puluhan Warga Tiudan Tulungagung Keracunan Nasi Goreng yang Disajikan Saat Yasinan
Baca juga: Jumlah Korban Keracunan Nasgor di Tulungagung Bertambah, Bocah 7 Tahun Diare Hingga Dehidrasi
Sebelumnya sampel makanan ringan yang diambil adalah kerupuk gambir dan kue matahari.
Pada kedua makanan ini tidak ditemukan bakteri yang sama.
Bakteri ditemukan pada sampel sisa nasi goreng.
Namun Agung mengaku belum bisa memastikan, dari mana sumber bakteri ini.
Sebab ada jeda waktu dua hari dari saat korban pertama makan, dengan waktu pengambilan sampel.
"Mereka makan pada Kamis malam, sementara sampel diambil pada Sabtu sore. Jadi ada jeda waktu yang cukup lama," tutur Agung.
Dengan jeda waktu dua hari itu, maka nasi goreng sudah mulai mengalami pembusukan.
Bakteri yang ditemukan bisa saja memang sudah ada saat makanan itu sebelum dimakan para korban.
Namun bisa juga muncul dari proses pembusukan sebelum sampel diambil.
"Sekali lagi kami belum bisa memastikan sumber bakteri," tegasnya.
Baca juga: Keracunan Massal di Tulungagung, Polres Memeriksa Penjual Nasi Goreng
Baca juga: Mayoritas Korban Keracunan di Desa Tiudan Tulungagung Makan Nasi Goreng Dibungkus Styrofoam
Hasil penyelidikan di warung, tidak ditemukan keanehan mulai dari nasi, ayam, bumbu hingga saus yang dipakai.
Bahkan di hari yang sama, penjual nasi goreng ini melayani dua acara yasinan, di Desa Tiudan dan di Desa Wonokromo.
Namun keracunan hanya terjadi di Desa Tiudan, dan tidak terjadi di jamaah yasin di Desa Wonokromo.
"Semua bahan yang dipakai sama, tapi hanya satu lokasi yang terjadi keracunan. Ini yang sedang kami dalami," tambah Agung.
Sejauh ini polisi sudah memeriksa 9 saksi, mulai korban, penjual dan tukang masak nasi goreng.
Namun belum ada pihak yang ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara ini.
Sebelumnya ada 80 jamaah yasin di Dusun Siwalan, Desa Tiudan, Kecamatan Gondang mengadakan kegiatan di Musala Cakruk lingkungan setempat, Kamis (22/9/2022) malam.
Selepas acara, setiap orang mendapatkan sebungkus nasi goreng, kue matahari dan kerupuk gambir.
Berselang 4 jam mulai ada jamaah yang merasakan gejala keracunan, seperti pusing, mual, muntah dan diare.
Gejala terus meluas hingga 29 jam kemudian.
Puskesmas Tiudan berhasil menemukan 64 jamaah yasin, sebelas di antaranya dalam keadaan sehat.
Sedangkan 53 mengalami gejala keracunan, sembilan di antaranya menjalani rawat inap di rumah sakit dan Puskesmas.
(David Yohanes/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer