Banjir Bandang Watulimo
Akibat Banjir Bandang di Watulimo Trenggalek, Rumah Mahmudi Terendam Lumpur 1 Meter Lebih
Banjir bandang di Watulimo Trenggalek menyebabkan rumah Mahmudi, warga desa Tasikmadu, terendam lumpur hingga ketinggian sekitar 1 meter.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Mahmudi sibuk membersihkan lumpur dari dalam rumahnya, Rabu (12/10/2022).
Rumah itu terendam lumpur lebih dari satu meter akibat banjir bandang yang menerjang Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Senin (10/10/2022).
Di dalam tumpukan lumpur itu, ia mencari barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
Rumah Mahmudi berada di bantaran Sungai Wagir, yang meluap saat banjir bandang.
Baca juga: Banjir Bandang Terjang Watulimo Trenggalek, Rumah-rumah Rusak Berat
Alas rumah lebih rendah dibanding tembok penahan sungai.
Akibatnya, saat banjir bandang membawa material lumpur dan kayu, rumahnya bak kubangan.
Ketinggian air sempat hampir menyentuh atap rumah semi permanen itu.

Rumah Mahmudi merupakan satu dari lima hunian yang rusak parah. Belasan rumah lain rusak sedang dan ringan.
Kini, ia tak mungkin lagi menempati rumah itu. Bersama keluarganya, pria berusia 40-an tahun itu mengungsi di rumah saudara.
"Kerja juga belum bisa. Tidur juga menumpang," kata dia.
Baca juga: Bersih-bersih Belum Rampung, Desa Tasikmadu di Watulimo Trenggalek Kembali Diterjang Banjir
Baca juga: Pembersihan Material Sisa Banjir Bandang Watulimo Trenggalek Bakal Butuh Waktu Berhari-hari
Di rumah itu, Mahmudi tinggal bersama istri, mertua, dan lima anaknya.
Anak sulung masih duduk di bangku sekolah dasar. Sementara si bungsu berusia 1 tahun.
Saat banjir menerjang Senin malam, ia dan keluarganya tak tidur. Mereka takut air sungai bakal meluap.
"Jam 7 malam sampai 8 malam itu sudah deras alirannya. Jam 9 mulai masuk rumah. Jam 10 sudah deras sekali," lanjut dia.
Melihat air yang semakin tak terkendali, Mahmudi bergegas. Digendongnya anak-anaknya secara bergantian menuju tempat yang aman.
Barang-barang berharga di dalam rumah sudah tak jadi perhatian.
"Semua hilang. Kulkas bisa saya selamatkan setelah air agak surut. Sama baju-baju," tutur Mahmudi.
Akibat banjir bandang itu pula, Mahmudi tak bisa bekerja.
Ia merupakan nelayan yang biasa menjaring ikan di perairan Teluk Prigi.
Baca juga: 400 Kepala Keluarga Terdampak Banjir Bandang di Watulimo Trenggalek
Baca juga: Watulimo Trenggalek Diterjang Banjir Bandang, Akses ke Tempat Wisata Tertutup
Tempat untuk keluarganya memasak pun tak ada. Makan sehari-hari bergantung dari suplai dapur umum yang dibangun oleh pemerintah setempat.
Mahmudi berharap, dampak banjir lekas selesai. Ia ingin kembali bisa melaut dan hidup normal seperti sebelum banjir bandang.
Material lumpur dan kekayuan yang terbawa banjir bandang memenuhi daerah sekitar rumahnya.
Jalan nasional akses menuju tempat wisata juga masih lumpur.
Proses pembersihan yang dilakukan oleh warga dan para relawan kebencanaan belum juga tuntas hingga hari kedua pascabanjir bandang.
Belum lagi, wilayah tersebut kembali dilanda banjir susulan pada Rabu (12/10/2022). Meski dampak banjir ini lebih ringan dibanding sebelumnya.
Mahmudi juga berharap ia segera bisa kembali melaut.
"Ya karena saya ini nelayan," sambungnya.
Ia juga ingin kembali tinggal di rumah yang sebelumnya ia tempati.
Dari penuturan lisan perangkat desa, pemkab berencana membantu pembangunan kembali rumah Mahmudi lewat program bedah rumah.
"Katanya mau dibongkar total. Kalau sama yang punya tanah boleh ditempati lagi, mau dibangunkan [lewat program] bedah rumah," pungkasnya.
(aflahul abidin/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer