Tragedi Kanjuruhan

Perjuangan Penjual Nasi Goreng Cari Anaknya di Antara Kantung Mayat di 5 RS Dalam Tragedi Kanjuruhan

"Jadi saat saya buka kantung jenazah, wajahnya rata-rata kayak hangus kena minyak panas. Katanya kena gas itu," jelas Sugeng.

Editor: Anas Miftakhudin
Luhur Pambudi
Perjuangan Sugeng (50) saat mencari anaknya, Risky Dendi Nugroho (19) di antara puluhan kantung mayat di 5 RS dalam tragedi Kanjuruhan. 

Perasaan tak karuan itu, makin membuncah, setiap ia menggeser resleting kantung mayat satu per satu.

"Semuanya di situ, gak ada identitas. Kalau saudaranya mau mencari ya dibuka satu per satu, karena sudah diwadahi kantong," tuturnya.

Seingat Sugeng ia sudah membuka lebih dari 50 kantung mayat di lima RS tersebut. Beberapa di antaranya, berusia anak-anak, balita, hingga remaja.

"Iya saya malam itu, sudah membuka 50 lebih kantung. Saya di RS Wava juga banyak yang anak-anak. Umur 8-12 tahun," katanya.

Sejauh pengamatannya mengenai kondisi jenazah dari setiap kantung mayat yang berhasil dibuka, wajah dari para suporter yang tewas itu seperti tampak tak wajar.

"Jadi saat saya buka kantung jenazah, wajahnya rata-rata kayak hangus kena minyak panas. Katanya kena gas itu," jelasnya.

Rupanya perjuangan Sugeng sepanjang malam itu tak membuahkan hasil.

Korban Kericuhan Laga Arema vs Persebaya
Korban Kericuhan Laga Arema vs Persebaya (Suryamalang/Purwanto)

Hingga akhirnya Sugeng minta bantuan beberapa anggota keluarganya yang lain untuk melacak keberadaan sang anak di hampir semua rumah sakit.

Akhirnya, pencarian Sugeng membuahkan hasil pada Minggu (2/10/2022) siang.

Salah seorang saudaranya menemukan Risky Dendi Nugroho sedang dirawat intensif di IGD RSUD dr Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Korban dalam keadaan tak sadarkan diri. Kondisi tersebut, masih berlangsung hingga saat ini, Senin (3/10/2022) siang.

"Barang bawaan gak ada, hilang semua. HP dan 2 STNK hilang semuanya," celetuknya.

Insiden tersebut dianggap oleh Sugeng, peristiwa luar biasa. Apalagi korban yang meninggal dunia berjumlah ratusan orang.

Ia berharap pihak kepolisian secara serius mengungkap penyebab pasti tragedi tersebut agar jangan sampai ada korban jiwa lagi.

"Soal gas air mata itu, iya harus diusut. Itu yang minta diselidiki. Kata teman anak saya yang selamat. Pernafasan itu juga kena. Anak saya sama 6 orang temannya main," jelasnya.

Berdasarkan data Pusdokkes Mabes Polri, hingga Senin (3/10/2022). Korban tewas dalam insiden kerusuhan usai pertandingan 'Derbi Jatim' Arema FC melawan Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022) malam. Berjumlah 125 orang. Sedangkan, korban luka berat 21 orang, korban luka ringan 304 orang. (Luhur Pambudi)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved