Berita Tulungagung

Harga Tembakau Tulungagung Mulai Turun, Dipicu Peralihan Lahan Padi yang Diserang Tikus

Harga tembakau di wilayah Tulungagung mulai merangkak turun. Penurunan harga ini dipicu banyaknya lahan tembakau yang mulai dipanen.

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Petani tembakau desa Ngantri, kecamatan Boyolangu, Tulungagung, tengah membalik permukaan tembakau rajangan yang dijemur. 

Menurutnya, volume panen di wilayah Tulungagung masih terbatas dan kebanyakan dirajang sendiri oleh petani.

Meski dari sisi kualitas tembakau Tulungagung lebih bagus, namun tembakau dari Jombang tetap ada peminatnya.

"Saya kirimnya langsung ke Sumatera, lewat jasa ekspedisi. Di sana tetap laku," ujar Siswanto.

Lanjutnya, daun tembakau dari Jombang ini dibeli seharga Rp 550.000 per kuintal.

Harga itu sudah termasuk ongkos kirim hingga sampai di rumah.

Sementara  harga daun tembakau lokal Tulungagung bisa mencapai Rp 650.000 per kuintal.

"Harganya memang sedang turun. Tapi harga ini masih untung bagi petani," ungkapnya.

Tulungagung mempunyai varietas tembakau andalan yang diberi nama gagang sidi rejeb, atau dikenal gagang sidi.

Sebelumnya ada dua tembakau yang diuji di Balai Penelitian Serat dan Pemanis (Balitas) Malang, yaitu gagang sidi dan gagang rejeb.

Selama tiga tahun pengujian, gagang rejeb tidak tahan penyakit dan banyak yang mati karena serangan bakteri.

Sementara gagang sidi terbukti lebih tahan penyakit.

Varietas ini resmi dilepaskan pada November 2017 silam.

Agar tidak terjadi kerancuan penyebutan, nama resmi varietas ini adalah gagang rejeb sidi.

Varietas ini bisa menghasilkan 0,9-1,2 ton per hektar lahan.

Sementara kandungan nikotin rata-rata mencapai 4 persen.

(David Yohanes/tribunmataraman.com) 
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved