Berita Tulungagung
Didemo Ribuan Murid, Kepala SMKN 1 Boyolangu dan Ketua Komite Bantah Mematok Sumbangan
Setelah didemo ribuan siswanya, Kepala SMKN 1 Boyolangu Tulungagung membantah telah mematok iuran dan mewajibkan orangtua siswa untuk membayar
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
Arik mengakui ada siswa yang belajar di luar ruang kelas.
Situasi ini disebabkan karena perubahan, tahun ini tidak ada siswa yang PKL.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, setengah siswa PKL sehingga tidak ada yang kekurangan ruang kelas.
"Ruang kelas sebenarnya cukup. Hanya terjadi perubahan, tahun ini tidak ada yang PKL," ujarnya.
Ketua Komite SMKN 1 Boyolangu, Winarto, mengatakan sebenarnya semua kebijakan ini sudah disampaikan ke 800 orang tua siswa pada Sabtu (3/9/2022).
Namun pertemuan akbar itu dianggap kurang efektif, sebab ada informasi yang tidak sampai.
Seperti yang disampaikan Kepala Sekolah, Winarto menegaskan tidak ada iuran yang dipatok nilainya.
"Kami sampaikan rencana kebutuhan. Tidak ada yang diwajibkan," ujarnya.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung ini mengatakan, sumbangan ini bermula dari bantuan dari pemerintah pusat yang bersumber dari APBN.
Sumbangan ini akan diwujudkan pembangunan Alfamart, namun harus ada sharing dana dengan sekolah
Pemerintah menanggung 70 persen dana, sisanya 30 persen dari sekolah.
Untuk memenuhi kekurangan 30 persen ini Komite berharap peran serta dari orang tua siswa.
Namun saat ditanya jumlah besaran hibah dari pemerintah pusat, Winarto tidak bisa menjelaskan.
Demikian juga 30 persen dana yang dibutuhkan, Winarto juga tidak menyebut besarannya.
"Saya takutnya salah. Tapi itu tidak bisa dibatalkan karena sudah ada MoU (nota kesepahaman)," paparnya.