Ajudan Kadiv Propam Ditembak
Mantan 2 Jenderal Polri Ini Terheran-heran, Sudah 25 Hari Polisi Belum Ungkap Kematian Brigadir J
Tercatat sudah 25 hari polisi belum mengungkap kasus kematian Brigadir J yang dinilai janggal.
Susno Duadji bilang, Mabes Polri sudah tahu kasus ini akan mengarah ke siapa yakni pejabat tinggi di Polri, Irjen Ferdy sambo.
Soal kejanggalan seperti dikatakan pihak keluarga Brigadir Yosua, Susno Duadji bilang itu bisa dijawab dengan bukti yang tak terbantahkan.
"Bukti tak terbantahkan itu bisa dari forensik, uji balistik, hasil autopsi," katanya.
Susno Duadji juga menegaskan jika dokter yang melakukan autopsi pertama kali harus diperiksa. "Jika perlu dokter yang melakukan autopsi itu dinonaktifkan," katanya.
Sebab, kata Susno Duadji hasil autopsi atau visum harus terbuka.
Susno Duadji Jelaskan Kejanggalan
Susno Duadji juga menjelaskan kejanggalan yang ia lihat pada kasus ini ada beberapa.
"Kejadian meninggalnya Brigadir J itu hari Jumat, kenapa diumumkan hari Senin. Tidak ada istilah libur di Bareskrim," katanya.
Selanjutnya, kenapa yang disita hanya handphone korban. "Seharusnya HP Irjen Ferdy Sambo dan Bharada E juga disita untuk keperluan penyidikan," lanjutnya.
Keberadaan Bharada E juga jadi pertanyaan Susno Duadji. "Dimana pelakunya?" tanyanya.
Soal decoder CCTV, Susno Duadji menyoroti pernyataan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo yang mengatakan jika decoder CCTV sudah ditemukan.
"Berarti awalnya decoder CCTV itu hilang? Karena sekarang sudah ditemukan," ujarnya.
Kasus Mudah Disimpulkan
Sementara, Irjen Napoleon Bonaparte bilang, perkara yang melibatkan sesama anggota polisi itu mudah disimpulkan.
Irjen Napoleon Bonaparte malah bilang, kasus baku tembak polisi ini hanya membutuhkan penanganan dari penyidik biasa.