Ajudan Kadiv Propam Ditembak

FAKTA Baru Brigadir J Sudah Dapat Ancaman di Magelang, Pengacara: Apabila Naik ke Atas akan Dibunuh!

Pengacara keluarga ungkap jika Brigadir J sudah dapat ancaman pembunuhan sejak berada di Magelang atau sesaat sebelum dinyatakan tewas

Editor: faridmukarrom
Irjen Ferdy Sambo dan almarhum Brigadir Yosua. Polisi dianggap berwenang membuka data percakapan pada ponsel milik pihak terkait untuk menguak kasus penembakan ini. 

Disinggung lokasi pembunuhan Brigadir J, Kamaruddin belum bisa memberikan informasi secara pasti

"Itu tugas polisi yang memastikan apakah di rumah dinas atau di luar. Tapi salah satu yang sampaikan itu pengancaman di Magelang," ujarnya.

Sebelumnya, kecurigaan kuasa hukum pihak keluarga almarhum, lokasinya diduga tidak hanya di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo saja.

Melainkan ada lokasi lain yang ditengarai sebagai lokasi penembakan kliennya.

Lokasi yang menjadi dugaan itu di wilayah Magelang, Jawa Tengah.

Kenapa Magelang diduga sebagai lokasi?

Menurut Kamaruddin sebelum kematian Brigadir Yosua, Jumat (8/7/202) sekitar pukul 17.00 WIB, pihak keluarga sempat menerima pesan terakhir dari korban.

Isinya Brigadir Yosua tengah mengawal komandannya dari Magelang, Jawa Tengah ke Jakarta, pada Jumat (18/7/2022) sekira pukul 10.00 WIB.

"Setelah jam 10.00 WIB, almarhum minta izin mau mengawal atasan atau komandanya yang dikawal dengan asumsi perjalanan tujuh jam."

"Artinya tujuh jam jangan ada telepon dulu, karena jam 10.00 WIB pagi itu di Magelang tanggal 8 juli 2022," ungkap Kamaruddin.

Namun hingga pukul 17.00 WIB, pihak keluarga tidak bisa menghubungi Brigadir Yosua hingga handphone keluarga diretas.

"Dengan terblokirnya nomor-nomor mereka, baik kepada ayahnya, ibunya, termasuk kakak adiknya, termasuk ke WhatsApp grup, maka mereka mulai gelisah."

"Tetapi kemudian berlanjut dengan pemblokiran dan peretasan semua handphone keluarga," beber Kamaruddin.

Dari kecurigaan yang ada, Magelang juga ditengarai sebagai lokasinya.

"Locus delecti (lokasi perkara) adalah kemungkinan besar antara Magelang dan Jakarta, itu alternatif pertama."

"Locus delicti yang kedua di rumah Kadiv Propam Polri atau rumah dinas di Duren Tiga kawasan Jakarta Selatan," kata Kamaruddin kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (18/7/2022).

Luka Yosua Setelah Ditembak Atau Sebelum Ditembak

Sebelumnya Kamaruddin, mengungkapkan serangkaian kejanggalan kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang dikabarkan tewas dalam baku tembak antarajudan di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambi dibeber kuasa hukum keluarga korban, Kamarudin Simanjuntak.

Fakta tersebut diungkap melalui diskusi di akun Youtube, Sabtu (16/7/2022).

Video yang diunggah, Kamarudin mengungkapkan di beberapa bagian tubuh Brigadir J terdapat bekas pukulan hingga jahitan.

Di bawah tangan ada luka robek diduga akibat benda tajam yang mengenai bagian bawah tangannya.

Kejanggalan lain juga disebutkan pada bagian kaki korban. Kakinya mengalami luka robek seperti di bawah tangan.

Padahal kalau tewas mengenakan seragam dinas, korban memakai kaos kaki.

"Diduga lukanya karena pedang atau sangkur," katanya dalam Youtube yang diunggah Jaya Inspirasi.

Kamarudin juga membeber luka yang diderita di bagian lain pada tubuh Yosua.

Misalnya di bawah telinga ada luka robek sekira 10 cm atau sejengkal orang dewasa.

Luka di bagian bawah telinga itu tak lurus karena sudah dijahit oleh dokter yang menangani setelah Yosua tewas dibunuh.

Lubang telinga mengalami bengkak dan juga rahangnya bergeser.

Namun Kamarudin tidak tahu apakah itu karena senjata tajam atau pukulan.

"Atau popor (bagian bawah) senjata laras panjang, kemudian di bawah ketiak juga ada luka," ucapnya.

Namun ia tak mengetahui secara pasti, juga ada dugaan luka tembak yang menyerempet ke bagian bawah ketiak.

Bagian dagu dekat leher korban juga ada luka jahitan cukup panjang sekira 12 cm dan terlihat jelas.

"Di bawah dada ada bekas luka hitam dugaan bekas tembakan peluru," tuturnya.

Selanjutnya, di pundak ada luka dan dadanya ada belahan dan dijahit bekas autopsi.

Namun ada beberapa bukti lainnya masih di telepon seluler dan komputer milik Kamarudin.

Bukti itu menunjukan luka di jari yang sampai tak bisa berfungsi lagi alias syarafnya telah terputus.

"Nah pertanyaannya, hancurnya jari dan luka lainnya itu setelah ditembak atau sebelum ditembak?," tutur Kamarudin.

Sebelumnya, Ketua RT05/01 Seno Sukarto (84) pensiunan Polri berpangkat Irjen Polisi yang sempat mendengar suara tembakan senjata api di rumah dinas Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Pol Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) sore.

Namun, ia berspekulasi sama seperti warga lainnya suara keras yang didengarnya adalah petasan dari penghuni komplek Polri Duren Tiga, Mampang, Jakarta Selatan.

Seno mengungkap ada perbedaan antara suara tembakan senjata api dengan ledakan petasan.

Menurutnya, suara tembakan gaungnya lebih panjang dan ledakan petasan terdengar secara singkat.

"Betul, tapi kan ini tembakan di dalam rumah, dalam gedung, sehingga apapun juga ruang lingkup dari sekitarnya itu memengaruhi suara tembakan, memang beda jauh," ucap lelaki berkemeja tak dikancing Kamis (14/7/2022).

Kendati begitu, warga sekitar dinilai tak ada yang menyadarinya termasuk Seno yang berpengalaman di intansi Polri.

Karena durasi tembakan yang didengarnya sama seperti ledakan petasan, hanya beberapa detik terdengar suara lagi.

"Ya ada tenggang waktu, cuma berapa jumlahnya enggak kehitung, ya lebih dari sekali, dua kali lah," tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah singgah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Insiden polisi tembak polisi itu terjadi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022).

 

Artikel ini telah tayang di Tribun Jambi

 

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved