Regional
Gadis Yatim Piatu Kurang Beruntung Sejak Kecil, Jenazah Ditolak Dimandikan Gegara Kurang Rp 200.000
pengurus jenazah tetap menolak, sehingga kata Daeng Sija, pihak keluarga mencari orang yang paham untuk memandikan jenazah.
Penulis: Anas Miftakhudin | Editor: Anas Miftakhudin
Daeng Sija mengaku tokoh masyarakat tidak pernah dilibatkan dalam pembentukan dan penetapan pengurus atau tim jenazah tersebut.
Dia menjelaskan bahwa ketika jenazah sudah tiba di rumah duka tim pengurus jenazah menyampaikan bahwa harus membayar Rp 900.000.
Namun almarhumah kata dia, merupakan orang tidak mampu dan yatim piatu.
Serta keluarga atau tante almarhumah yang berada di Bontonompo ini juga tergolong orang kurang mampu.
Sehingga lanjut Dg Sija, keluarga dekat berinisiatif untuk patungan untuk biaya tersebut.
Dana yang terkumpul sebutnya, sekira Rp 700 ribu.
"Pada saat itu dana yang terkumpul hanya Rp 700 ribu, jadi kami sodorkan ke tim pengurus jenazah tersebut bahwa kita hanya punya dana Rp 700.000. Itupun hasil sumbangan keluarga," katanya
"Tapi tim pengurus jenazah tersebut masih bersikeras tidak mau memandikan kalau tidak cukup Rp 900.000 karena dana tersebut katanya sudah ditetapkan pada rapat. Iya kurang Rp 200.000," katanya.
Lantaran tim pengurus jenazah tetap menolak, sehingga kata Daeng Sija, pihak keluarga mencari orang yang paham untuk memandikan jenazah.
Pasalnya, pihak keluarga sudah lama menunggu.
"Terpaksa pihak keluarga cari orang yang paham untuk mandikan jenazah karena ini kan sudah lambat. Karena terlambat dimandikan jenazah Irmah dikebumikan pada malam hari dari jam 3 sore pas mau magrib baru dimandikan jadi malamnya baru dikebumikan sudah salat magrib. Dikebumikan di tempat pekuburan islam sela," katanya.
Dia mengaku merasa kecewa tentang apa yang telah ditetapkan oleh tim pengurus jenazah atau pihak di kelurahan setempat.
Dia mengatakan jika sebaiknya keputusan tersebut terkait biaya agar dievaluasi dan melibatkan tokoh masyarakat.
Dia menambahkan, bahwa pihak keluarga berharap agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Terpisah, Lurah Kalaserena Bakri mengaku tidak bisa berspekulasi banyak terkait hal tersebut.
