Berita Lamongan
Udik-udikan, Tradisi Tebar Uang Dari Atap Masjid Oleh Juragan Pecel Lele Saat Mudik ke Lamongan
Para juragan warung pecel lele yang pulang kampung ke Lamongan, menggelar tradisi udik-udikan. Ini adalah tradisi menebar uang dari atas masjid
Reporter: Hanif Manshuri
TRIBUNMATARAMAN.com | LAMONGAN - Sebuah video pemudik sedang bagi-bagi uang yang disebar dari atas masjid kepada warga desa tengah viral di Lamongan.
Warga desa menyambut dengan sukaria, ikut berebut yang dibagi dengan cara 'udik-udikan'.
Dalam video yang dibagikan oleh akun tiktok @zulfikar_ali28 nampak sejumlah orang membagikan uang dari atas masjid, kemudian terlihat anak-anak hingga orang dewasa yang berada di bawah berebut uang yang jatuh dari atas.
Ali Zulfikar, pemilik akun @zulfikar_ali28 mengungkapkan, warga yang membagikan uang tersebut adalah bagian dari tradisi udik-udikan warga desa yang sedang mudik untuk berbagi dengan warga desa lainnya.
"Iya mas, itu video Minggu kemarin (9/5/2022) di Desa Bugoharjo, Kecamatan Pucuk," kata Zulfikar Ali saat dikonfirmasi, Senin (9/5/2022) siang.
Dalam video tersebut, terlihat beberapa orang membagikan uang dari atas atap serambi masjid desa setempat. Terlihat sejumlah warga yang berada di halaman masjid saling mengambil uang pecahan Rp 10 ribu, Rp 5 ribu dan Rp 2 ribu yang dilemparkan dari atap serambi masjid.
Menurut warga Desa Bugoharjo, Kecamatan Pucuk, Ahmad Yusuf mengatakan, video bagi-bagi uang dari atas samping kuba masjid tersebut merupakan salah satu dari rangkaian acara para pemudik asli warga Desa Bugoharjo yang tergabung dalam Persatuan Perantauan Warga Bugoharjo (PPWB) se-Nusantara.
Yusuf menyebut, acara udik-udikan ini merupakan wujud rasa syukur dan berbagi kepada masyarakat di desanya. "Sebenarnya udik-udikan ini salah satu dari rangkaian acara halalbihalal warga rantau di desa kelahiran kami. Tradisi yang menyenangkan," ujarnya.
Selain udik-udikan uang bagi masyarakat di desanya, kata Yusuf yang merantau ke Malang ini, warga rantau yang kebanyakan berprofesi sebagai pengusaha warung pecel lele itu juga menggelar aksi bakti sosial lainnya.
Beberapa kegiatan sosial tersebut seperti menggelar sunatan massal, pengobatan gratis hingga menggelar pengajian umum.
Sebelum dilakukan dari atas atap serambi masjid, udik-udikan telah dilakukan di jalan, tapi karena bergerombol maka dialihkan dari atas atap serambi masjid.
"Kami perantau udik-udikan uang kertas kepada masyarakat di tanah kelahiran. Sebelum udik-udikan ini, kami juga membagikan sebagian rezeki kami ke warga," ungkapnya.
Sebenarnya tradisi ini rutin digelar setiap tahunnya, saat merayakan lebaran Idul Fitri.
Namun, selama 2 tahun sebelumnya vakum karena bertepatan dengan adanya wabah Covid-19. Masyarakat Bugoharjo, yang merantau ke penjuru nusantara umumnya bekerja sebagai penjual pecel lele dan sea food.