Berita Sumenep
Buntut Terduga Begal Ditembak Hingga Tewas, Kapolres Sumenep Minta Maaf
Kapolres Sumenep, AKBP Rahman Wijaya akhirnya menyatakan permohonan maaf setelah sejumlah anggotanya menyebabkan tewasnya pria terduga begal
Reporter: Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMATARAMAN.com | SUMENEP - Kapolres Sumenep, AKBP Rahman Wijaya akhirnya menyatakan permohonan maaf setelah sejumlah anggotanya menyebabkan tewasnya Herman, pria terduga begal, Minggu (13/3/2022) lalu.
Permintaan maaf itu disampaikan AKBP Rahman Wijaya setelah didesak aktivis DPC GMNI Sumenep dan DPD KNPI Jatim dalam aksi unjuk rasa bersama keluarga almarhum Herman.
Aksi unjuk rasa itu berlangsung di depan Mapolres Sumenep, Kamis (17/3/2022).
"Pada hari Minggu pukul 16.00 WIB di JL. Raya Adirasa Desa Kolor, Kabupaten Sumenep. Pada saat itu terjadi peristiwa yang mengakibatkan meninggalnya saudara Herman. Kami mohon maaf atas peristiwa tersebut," kata AKBP Rahman Wijaya.
Baca juga: Begal Tewas Ditembak, Dua Organisasi di Sumenep Unjuk Rasa Mendesak Kapolres Minta Maaf
Dia menambahkan, terkait tewasnya almarhum Herman, saat ini sudah dibentuk tim khusus yang bertugas melakukan investigasi.
"Mari kita bersama-sama berdoa, semoga proses investigasi tersebut bisa berjalan dengan lancar, dan cepat. Insyaallah apabila kegiatan investigasi tersebut sudah selesai nanti akan disampaikan ke publik maupun kepada Masyarakat," ungkapnya.
Kapolres Sumenep juga telah menandatagani surat komitmen dan tuntutan massa aksi DPC GMNI Sumenep terkait 13 Maret 2022 pukul 16.00 WIB di JL. Raya Adirasa Desa Kolor Sumenep.
Berikut ini pernyataan sikap DPC GMNI Sumenep terkait kematian Herman
HERMAN BUKAN BEGAL
Berdasarkan kabar yang beredar di media sosial bahwa Alm. Herman adalah seorang begal, berita ini sama sekali tidak benar karena yang bersangkutan merupakan pribadi yang sholeh dan baik di mata masyarakat.
Terbukti dengan kepribdian yang sangat pekerja keras sebagai kuli batu dengan penghasilan Rp 100.000,- per hari bahkan yang bersangkutan memiliki tabungan yang ditipkan kepada Bapak Waris selaku bendahara Masjid As-Shurur. Jadi, kabar yang beredar selama ini bahwa Alm. adalah maling kotak amal hanyalah fitnah keji dan sudah diklarifikasi oleh oknum masyarakat (H.Jalil).
Tidak hanya itu, apa yang diberitakan oleh media massa selama ini sama sekali tidak terbukti secara otentik bahwa alm. Herman adalah seorang kriminal (begal).
Betapapun ada video yang selama ini beredar bahwa ada dugaan pengakuan dari korban, yang selain tidak ada kejelasan identitas juga korban cenderung mendramatisir peristiwa yang terjadi pada tanggal 13 Maret 2022 silam.
Namun hal ini tidak cukup kuat untuk menunjukkan bahwa korban dirugikan baik secara fisik, materi ataupun psikis. Jika yang mengklaim sebagai korban ini dirugikan baik secara fisik, materi ataupun psikis harusnya membuat laporan ke pihak yang berwajib.