Berita Sumenep
Begal Tewas Ditembak, Dua Organisasi di Sumenep Unjuk Rasa Mendesak Kapolres Minta Maaf
Dua organisasi menggelar unjuk rasa di Mapolres Sumenep mendesak Kapolres meminta maaf setelah sejumlah polisi menembaki terduga begal hingga tewas
Reporter: Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMATARAMAN.com | SUMENEP - Aktivis DPC GMNI Sumenep, DPD KNPI Jatim dan Sumenep, bersama keluarga korban almarhum Herman (24), melakukan unjuk rasa dan meminta Kapolres Sumenep, AKBP Rahman Wijaya segera mengklarifikasi persoalan tindakan arogan penembakan 5 oknum polisi, Minggu (13/3/2022) lalu.
Herman adalah pria yang ditembak mati karena melakukan aksi begal.
Video penembakan itu sempat viral di media sosial.
Dalam video tampak, polisi berpakaian preman beberapa kali menembaki Herman meski Herman yang membawa senjata tajam sudah tersungkur tak berdaya.
Baca juga: Penembakan Begal di Sumenep Disebut Salahi Prosedur, ini Kata Polisi
Dalam aksinya, massa juga mendesak agar polisi meminta maaf secara terbuka kepada keluarga korban almarhum Herman.
"Kami meminta dan menuntut kepada Kapolres Sumenep agar memulihkan nama baik almarhum dan meminta maaf, sebab, korban bukan begal seperti yang dituduhkan," kata Robi Nurrahman, Ketua DPC GMNI Sumenep saat berikan pernyataan sikap, Kamis (17/3/2022).
Dalam aksi kemanusiaan yang berlangsung ittu, mantan istri almarhum Herman dan anaknya yang masih usia 3 tahun juga hadir di hadapan Kapolres Sumenep langsung dan ratusan personil polisi yang bersiaga.
Terpisah, Nur Faizal Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) DPD KNPI Jatim turut menyuarakan pelanggaran yang dilakukan oleh oknum Resmob Polres Sumenep tersebut.
"Implementasi prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam penyelenggaraan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia yang tertuang dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Nomor 8 Tahun 2009, telah terluka oleh oknum Polres Sumenep," kata Nur Faisal.
Baca juga: Buntut Terduga Begal Ditembak Hingga Tewas, Kapolres Sumenep Minta Maaf
Ia meminta semua tuntutan yang sudah disampaikan diindahkan.
Jika tidak Nur Faizal berjanji akan mengawal kasus penembakan alm Herman sampai kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KomnasHAM) Republik Indonesia.
"Kami akan mengambil langkah untuk membawa kasus ini ke Komnas HAM jika kasus ini tidak terselesaikan dengan seadil-adilnya," tegasnya.
Baca juga: Polisi Tembaki Pengendara Motor di Sumenep Madura, Videonya Viral di Medsos
Diberitakan sebelumnya, sejumlah polisi berpakaian preman tertangkap kamera melakukan penembakan terhadap seorang pria di Sumenep, Madura, Minggu (13/3/2022).
Video aksi penembakan berdurasi 26 detik itu pun beredar viral di media sosial.