Kelangkaan Minyak Goreng
Minyak Goreng Program Pemerintah Seperti Hantu Sulit Ditemui di Tulungagung
Suplai minyak program pemerintah selalu diborong bukan karena kebutuhan. Panic baying menyebabkan pembelian di luar kebutuhan.
Penulis: David Yohanes | Editor: Anas Miftakhudin
TRIBUNMATARAMAN.COM I TULUNGAGUNG- Hingga kini minyak goreng murah program pemerintah belum kunjung ditemui warga Tulungagung.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menduga hal ini disebabkan panic buying yang dilakukan masyarakat.
Suplai minyak program pemerintah selalu diborong bukan karena kebutuhan.
"Panic baying menyebabkan pembelian di luar kebutuhan. Jadi berapa pun dikirim akan habis," terang Kepala Disperindag Tulungagung, Tri Hariyadi.
Lanjutnya, seharusnya masyarakat patuh pada ketentuan dengan hanya membeli satu paket per orang saja.
Namun nyatanya setiap datang kiriman ke retail modern selalu diborong dengan segala cara.
Sementara stok minyak program pemerintah belum tersedia di pasar tradisional.
"Kalau di pasar masih tersedia stok lama. Pedagang akan merugi jika menjual stoknya di bawah harga saat kulak," sambung Tri.
Program subsidi minyak ini rencananya akan efektif berjalan enam bulan ke depan.
Saat ini proses subsidi masih berjalan, sehingga stok minyak murah belum banyak.
Nantinya minyak kemasan dibandrol Rp 14.000 per liter, serta Rp 11.500 untuk minyak curah.
"Tunggu hingga stok di pasar terbeli semua, baru bisa berjalan. Prosesnya masih berjalan," tegas Tri.
Disperindag telah melakukan inspeksi mendadak ke retail modern maupun pasar tradisional.
Hasilnya memang tidak ditemukan stok karena langsung habis dibeli.
Salah satu yang diantisipasi adalah kemungkinan adanya penimbunan barang.