Berita Trenggalek
Warga Miskin di Trenggalek Bertambah Selama Pandemi, Ini Cara Bupati Mas Ipin Pulihkan Ekonomi
Pemkab Trenggalek akan memaksimalkan potensi desa wisata sebagai penggerak ekonomi masyarakat.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Anas Miftakhudin
TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK - Pendemi Covid-19 yang telah mewabah sekitar 2 tahun memberi dampak signifikan terhadap ekonomi masyarakat di Kabupaten Trenggalek.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Pemkab Trenggalek, angka kemiskinan di Kabupaten Trenggalek naik satu persen tiap tahunnya sejak 2020.
Pada 2019 akhir, angka kemiskinan di Kabupaten Trenggalek berada di kisaran 10 persen. Kini, jumlah itu bertambah menjadi 12 persen.
Jika dikalkulasi, tambahan 2 persen penduduk miskin baru itu setara dengan 16 ribu jiwa.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan, peningkatan angka kemiskinan terjadi di hampir seluruh wilayah selama pandemi.
"Secara umum di Indonesia, Jawa Timur, termasuk Trenggalek, kemiskinan terhadap dampak Covid-19 ini mengalami kenaikkan," tutur Mas Ipin, sapaan akrabnya.

Mas Ipin mengatakan, upaya untuk menekan angka kemiskinan dilakukan oleh pemerintah, mulai dari tingkat nasional hingga tingkat kabupaten.
Dari sisi pemerintah pusat, ada penambahan bantuan sosial dari Kementerian Sosial RI dari 12 bulan menjadi 14 bulan dalam setahun.
"Kami berterima kasih kepada kementerian sosial dan Pak Presiden karena kami mendapat tambahan kuota bantuan sosial. Biasanya bantuan reguler hanya 12 bulan, sekarang ada tambahan 2 bulan," kata Mas Ipin.
Bantuan sosial itu juga diberikan dalam bentuk tunai. Harapannya, bantuan tersebut bisa meningkatkan angka konsumsi masyarakat.
"Dan konsumsinya bisa lebih sensitif terhadap pemenuhan gizi dan kualitas hidup. Sehingga kemiskinan bisa tertanggulangi," kata Mas Ipin.
Dari pihak pemerintah daerah, Pemkab Trenggalek akan memaksimalkan potensi desa wisata sebagai penggerak ekonomi masyarakat.
Pemkab menargetkan 100 desa wisata dapat terbentuk dalam tiga tahun mulai 2021.
Pada tahun lalu, Pemkab telah merintis 35 desa wisata sebagai langkah awal dimulainya program 100 desa wisata.
"Untuk memulihkan ekonomi, kami melibatkan klaster desa. Sehingga desa wisata ini memang akan terus kami genjot," kata Mas Ipin.