Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Lima Orang Meninggal di 2025, Dinkes Tulungagung Waspadai Serangan DBD di Awal Musim Hujan

Lima orang meninggal akibat terpapar demam berdarah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, di 2025.

Penulis: David Yohanes | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/David Yohanes
MEWASPADAI SERANGAN - Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardani, mengaku mewaspadai peningkatan serangan demam berdarah dengue (DBD) di awal musim hujan. Selama tahun 2025 ini sudah ada 5 pasien DBD meninggal dunia 

TRIBUNMATARAMAN.COM I TULUNGAGUNG - Lima orang meninggal akibat terpapar demam berdarah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, di 2025.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, di 2025 terdata ada 420 kasus DBD, dan lima di antaranya meninggal dunia.

Oleh karena itu, Dinkes Kabupaten Tulungagung mulai meningkatkan kewaspadaan pada serangan demam berdarah dengue (DBD).

Meski jumlah kasus terus menurun sejak tiga bulan lalu, namun datangnya musim hujan diperkirakan akan ikut meningkatkan kasus DBD.

“Sekarang posisi kita aman, tapi seminggu terakhir mulai musim hujan. Ini yang jadi kewaspadaan kami,” jelas Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardani, Rabu (29/10/2025).

Lanjutnya, pada saat musim kemarau ancaman DBD datang dari dalam rumah karena ada sarang nyamuk, seperti kamar mandi.

Sementara saat musim hujan, maka banyak benda bisa menampung air hujan dan menjadi sarang nyamuk aedes aegypti, vektor virus DBD.

Pola tahunan serangan biasa terjadi di awal musim hujan kemudian mencapai puncak musim hujan di Bulan Desember.

“Yang paling efektif untuk mengantisipasi adalah gerakan 3M plus. Lakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) terus menerus,” paparnya.

Gerakan 3M plus adalah Menguras,  Menutup, dan Mengubur benda yang bisa menampung air, serta plus penggunaan krim anti nyamuk, kelambu atau ikan pemakan jentik.

Gerakan ini intinya menghilangkan tempat-tempat yang bisa dijadikan sarang nyamuk, sehingga nyamuk tidak bisa berkembang biak.

Dinkes juga menyiapkan sarana pengasapan (fogging) untuk lingkungan yang ada kasus DBD.

“Untuk dari titik serangan, kami fogging dalam radius 100 meter sekeliling titik serangan. Stok fogging masih sangat cukup,” ucap Desi.

Desi menambahkan, kuota fogging tahun 2025 masih banyak tersisa, karena sebelumnya sudah tak terpakai sejak April 2025.

Selain itu mesin-mesin fogging juga sudah disiapsiagakan untuk mengantisipasi kejadian.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved