Keracunan MBG Tulungagung
Termasuk Tulungagung! Daftar Lengkap Sekolah yang Siswanya Alami Keracunan MBG Prabowo
Inilah daftar sekolah yang siswanya alami keracunan Makanan Bergizi Gratis di Jawa Timur dalam satu bulan terakhir, terbaru di Boyolangu Tulungagung.
Penulis: David Yohanes | Editor: faridmukarrom
TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Daftar 4 sekolah di Jawa Timur yang siswanya alami keracunan usai santai Makanan Bergizi Gratis dari Presiden Prabowo Subianto.
Diketahui dalam 1 bulan terakhir kasus siswa atau siswi yang alami keracunan masssal masih masif terjadi.
Terbaru di Kabupaten Tulungagung, dimana iswa SMPN 1 Boyolangu Kabupaten Tulungagung terus berdatangan ke Puskesmas Boyolangu akibat gejala keracunan, Senin (13/10/2025).
Kasus ini menambah daftar panjang program MBG ( Makanan Bergizi Gratis) oleh Presiden Prabowo yang bermasalah.
Baca juga: Diduga Keracunan MBG di SMPN 1 Boyolangu Tulungagung, Baru Hari Pertama Pindah SPPG
Namun tak hanya di Tulungagung, di Jawa Timur ada sejumlah sekolah yang siswanya alami keracunan.
Berikut daftar lengkap sekolah yang siswanya alami keracunan makanan bergizi gratis:
1. SMA Negeri 2 Lamongan
13 siswa SMA Negeri 2 Lamongan, Jawa Timur diduga keracunan makanan, Rabu (17/9/2025).
Bahkan 10 dari 13 orang siswa itu harus dirujuk ke dua rumah sakit di Kabupaten Lamongan untuk penanganan intensif.
Humas SMA Negeri 2 Lamongan, Anggraeni kepada awak media menjelaskan terjadinya insiden keracunan.
Pihaknya tidak bisa berspekulasi penyebab keracunan itu. Karena dirinya bukan dokter. Langkah yang ia lakukan secepatnya membawa mereka ke rumah sakit.
Menurutnya, guru sudah bertanya kepada siswa korban keracunan. Mereka mengkonsumsi beragam makanan, antara lain makanan dari kantin, Koperasi, juga ada yang makan jatah program makan bergizi gratis (MBG).
"Kami tidak bisa berspekulasi, kemudian memutuskan ini gara-gara MBG, karena kami bukan dokter yang harus meneliti muntahannya. Kami hanya menerima makanan itu, kemudian kami distribusikan," tandasnya.
Pihak sekolah tidak mau berspekulasi, karenanya mereka memilih para siswa yang keracunan ke rumah sakit.
Diungkapkan, awal diketahuinya peristiwa ini ditandai dengan mengalami pusing, mual dan muntah.
Ditanya dugaan penyebabnya, Anggraeni mengaku tidak tahu. Karena setelah menanyakan kepada para siswa, jawabnya beragam.
Ia hanya membenarkan jika hari ini ada jatah makan MBG untuk 1.295 siswa, termasuk kelas 10, 11 dan 12.
Ditanya kondisi terakhir kesehatan para korban, Anggraeni memastikan sudah mulai membaik.
"Kondisi terakhir anak-anak sudah ditangani dengan baik. Keluhannya pusing, mual. Muntah sebagian," ujarnya.
Diketahui para siswa yang diketahui mengalami gejala sekitar pukul 14.30 WIB. Terakhir pukul 15.38 WIB tiga siswa dibawa ke RS Narsul Ummah, Lamongan.
2. 7 Siswa SD Semending Bojonegoro
Dugaan keracunan menu makan bergizi gratis juga terjadi di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (24/9/2025).
Di Bojonegoro, dugaan keracunan ini menimpa tujuh siswa sekolah dasar negeri (SDN) di Desa Semanding Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro.
Mereka mendadak sakit diduga mengalami keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG), Rabu (24/9/2025).
Mereka mengalami gejala antara lain pusing, mual hingga lemas. Para siswa kemudian dilarikan ke unit pelayanan kesehatan terdekat.
Namun, setelah mendapatkan penanganan awal mereka kemudian dirujuk ke IGD RSUD Sosodoro Djatikusumo Bojonegoro untuk penanganan lebih lanjut.
Kepala Desa Semanding, Suharto membenarkan kejadian keracunan yang dialami oleh para siswa tersebut.
Menurutnya, ada beberapa siswa yang diantarkan menggunakan mobil siaga desa untuk dirujuk di RSUD Bojonegoro.
"Empat siswa dilarikan ke IGD. Alhamdulillah, tiga sudah bisa pulang dan satu masih dirawat," ujar Suharto.
Baca juga: Enam Siswa SMK di Tuban Diduga Keracunan MBG, Alami Sesak Napas dan Muntah
Suharto menyayangkan terjadinya insiden siswa diduga keracunan karena menu MBG.
Lebih lanjut, Dia menyebutkan bahwa selama pelaksanaan program tersebut pemerintah desa sama sekali tidak pernah diajak berkoordinasi.
Dari informasi yang ia dengar, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjalankan program tersebut berasal dari Desa Campurejo, Bojonegoro.
"Yang saya dengar SPPG-nya berada di Desa Campurejo, dan selama program berjalan tidak pernah dilibatkan atau diberitahu pernah adanya MBG di Desa Semanding," tambahnya.
Sementara itu, salah satu orang tua murid Wiwin, menyebut ada tujuh anak di kelas 5 yang mengalami gejala diduga keracunan.
Mereka mengalami pusing, mual hingga lemas sehingga harus mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
“Awalnya semua dibawa ke Puskesmas, lalu empat anak, termasuk anak saya, dirujuk ke IGD RSUD,” ungkapnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro, Anwar Mukhtadlo, justru mengaku belum mengetahui adanya kasus ini.
Saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, ia hanya menjawab singkat, mengaku belum mengetahui informasi tersebut.
“Tidak ada," singkatnya.
3. Siswa SMP Negeri 1 Kota Batu Keracunan
Belasan siswa di SMP Negeri 1 Kota Batu dilaporkan muntah-muntah usai makan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Para siswa mengalami muntah-muntah pada Kamis (25/9/2025) kemarin usai menyantap menu dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berada di Jalan Diponegoro Kelurahan Sisir Kecamatan Batu.
Sebelumnya ada sebanyak dua titik sekolah yang penyalurannya dihentikan di Kota Batu yakni di SMP Negeri 1 Batu dan SMA Negeri 1 Batu karena makanan yang didistribusikan ke siswa tak layak dan ada insiden keracunan.
“Iya informasinya kemarin di SMP Negeri 1 Batu ada yang keracunan, kalau tidak salah jumlahnya 11 anak, tapi tidak sampai masuk rumah sakit, hanya muntah-muntah,” ujar Kepala SMA Negeri 1 Batu, Anto Dwi Cahyono, Jumat (26/9/2025).
Saat Tribun Jatim Network datang ke SMP Negeri 1 Kota Batu, beberapa siswa yang dikonfirmasi mengakui adanya insiden siswa muntah-muntah dan sakit perut.
“Ya kemarin ada yang muntah-muntah dan ada yang sakit perut juga di UKS. Kemarin itu menunya nasi, ayam kecap, sayur pakcoy dan buahnya strawberry. Yang jelas rasanya masih enakan bekal dari ibu,” jelas salah seorang siswa SMP Negeri 1 Kota Batu yang tak ingin disebutkan namanya kepada Suryamalang.com.
Sedangkan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kota Batu Tatik Ismiati saat dikonfirmasi ke sekolah menurut pihak humas sekolah SMP Negeri 1 Kota Batu, Tatik sedang tidak berada di tempat dan hanya memberikan jawaban lewat balasan chat Whatsapp.
“Semua sudah clear dan sudah diselesaikan oleh pihak yang terkait,” jawab Tatik Ismiati.
Sementara soal kondisi belasan siswa yang mengalami keracunan menurut Tatik kini membaik.
“Sudah baik dan sudah sehat,” katanya.
Selain mengakibatkan keracunan, menu makanan MBG yang didapat dinilai tak layak dimakan.
Mulai dari nasi basi ayam masih merah, sayur basi, rasa yang hambar, hingga piring yang digunakan berbau amis.
4. Siswa SMPN 1 Boyolangu Tulungagung Keracunan
Siswa SMPN 1 Boyolangu Kabupaten Tulungagung terus berdatangan ke Puskesmas Boyolangu akibat gejala keracunan, Senin (13/10/2025).
Dari sebelumnya ada 38 siswa yang dirawat, kemudian bertambah menjadi 52 siswa.
Empat di antaranya dengan kondisi parah dirujuk ke RSUD Campurdarat dr Karneni.
Sejumlah siswa juga sudah dibolehkan pulang setelah mendapat perawatan.
"Yang kami data ada 52, tapi sepertinya terus bertambah. Yang dirujuk 4 siswa," ujar Danang Wahyudi, Wakil Kepala SMPN 1 Boyolangu Bidang Sarpras.
Menurut Danang, ada 1.118 siswa yang mendapat MBG.
Sebelumya MBG di SMPN 1 Boyolangu dipasok dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pojok, Kecamatan Campurdarat.
Hari ini pertama kali MBG SMPN 1 Boyolangu dialihkan ke SPPG Tanggung, Kecamatan Campurdarat.
"Ini hari pertama pindah dapur karena ada SPPG yang lebih dekat," sambung Danang.
MBG di SMPN 1 Boyolangu sudah ada sejak Bulan Mei 2025 selama 5 hari, Senin sampai Jumat.
Pada Oktober 2025 ditambah menjadi 6 hari, termasuk hari Sabtu.
Selama itu pula tidak pernah ada masalah.
Menurut Danang, SPPG baru ini menggunakan ompreng yang lebih besar.
Kemasannya lebih rapat sehingga lebih sulit dibuka.
Namun ia mengeluhkan aroma kurang sedap dari ompreng makanan ini saat dibuka.
"Kemasannya lebih rapat, aromanya beda kalau dibandingkan dengan SPPG yang lama," ungkap Danang.
(Hanif Manshuri/David Yohes/ Myu/ Tribunmataraman,com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.