Berita Terbaru Kabupaten Trenggalek

Ekspresi Seniman Trenggalek Tolak Tambang, Lewat Karya Barong Ekskavator

Kesadaran masyarakat Kabupaten Trenggalek untuk menjaga lingkungan muncul dari berbagai kalangan termasuk dari kalangan seniman

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/Sofyan Arif Candra
PEDULI LINGKUNGAN - Seniman Trenggalek, Saga Tanjung Ilham menunjukkan Barong Ekskavator karyanya yang dipamerkan di Festival Jaranan Trenggalek Terbuka (FJTT) di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Kelurahan Surodakan, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (3/10/2025). Saga ingin menunjukkan bahayanya kerusakan lingkungan akibat tambang melalui karyanya. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK - Kesadaran masyarakat Kabupaten Trenggalek untuk menjaga lingkungan muncul dari berbagai kalangan termasuk dari kalangan seniman.

Salah satu seniman, asal Desa Jatiprahu, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, Saga Tanjung Ilham, merespon isu sosial yang sedang hangat di Trenggalek dengan karya seni berupa 'barongan ekskavator'.

Karya seninya tersebut dipajang bersama puluhan barongan lain di Pendopo Manggala Praja Nugraha dalam rangkaian gelaran Festival Jaranan Trenggalek Terbuka (FJTT) 2025.

Lulusan Institut Senin Indonesia (ISI) Yogyakarta tersebut memulih barongan yang merupakan salah satu instrumen jaranan karena saat ini jaranan dipandang sebagai salah satu media yang paling dekat dengan masyarakat.

Saga melihat saat ini hal yang paling ditakutkan terjadi di Trenggalek adalah adanya bayang-bayang eksplorasi tambang yang membuat kerusakan lingkungan.

"Kami memilih barongan sebagai karakter yang perlu ditaklukkan, kalau dulu barongan menjadi peran antagonis dalam narasi jaranan, sedangkan kita melihat yang relate hari ini adalah eksplorasi dan ekskavator yang mengeruk tambang," kata Saga, Jumat (3/10/2025).

Baca juga: Hiu Paus Terdampar di Pantai Cengkrong Trenggalek, Berhasil Dikembalikan ke Habitatnya 

Dengan semiotikanya tersebut, alumni SMAN 2 Trenggalek ini berusaha menyampaikan kepada masyarakat bahwa saat ini yang bahaya bukan siluman barong seperti cerita nenek moyang tapi hal lain yang lebih berbahaya yaitu ancaman mesin ekskavator yang merusak alam Trenggalek.

"Karena kita memiliki kapasitas untuk berkarya maka kita merespon isu ekologis dengan cara-cara kita. Salah satunya yang dengan barongan ini," tegasnya.

Barongan tersebut dibuat menggunakan bahan baku spon ati atau busa ati. Ia akan melengkapinya dengan jamang barongan dengan tema serupa agar pesan yang dimaksudkan bisa tersampaikan kepada masyarakat.

"Ini memang belum 100 persen, nanti akan kita lengkapi dengan jamang sekalian agar ceritanya lebih lengkap," pungkas alumni SMPN 1 Trenggalek itu.

 

(Sofyan Arif Candra/TribunMataraman.com)

Editor : Sri Wahyunik

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved