Berita Terbaru Kabupaten Nganjuk

Bibi Marsinah Sambut Bahagia Usulan Gelar Pahlawan Nasional, Ceritakan Hal Berikut

Keluarga Marsinah di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menyambut bahagia atas usulan gelar Pahlawan Nasional untuk Marsinah

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/Danendra Kusuma
Rumah Marsinah : Seorang warga menatap foto dan piagam penghargaan yang diraih Marsinah terpajang pada dinding tripleks bercat hijah bagian tengah sebuah rumah di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Selasa (28/10/2025). Rumah itu merupakan rumah masa kecil Marsinah. 

TRIBUNMATARAMAN.COM I NGANJUK - Keluarga Marsinah di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menyambut bahagia atas usulan gelar Pahlawan Nasional untuk Marsinah

Usulan tersebut saat ini tengah diupayakan. Tahapannya bahkan sudah sampai ke Pemerintah Pusat. 

Sebagai informasi, tahapan usulan dimulai dari pemerintah kota/kabupaten, provinsi, Kemensos, kemudian diputuskan oleh Presiden. 

"Saya bahagia Marsinah diusulkan sebagai Pahlawan Nasional," kata Sina (62), bibi Marsinah, kepada TribunMataraman.com, Selasa (28/10/2025). 

Dalam proses usulan, keluarga Marsinah turut dilibatkan.

Salah satunya saat kegiatan seminar bertajuk 'Marsinah: Perjuangan, Kemanusiaan, dan Pengakuan Negara' pun dihelat di Kabupaten Nganjuk, pada Jumat (10/10/2025). 

Kakak dan Adik Marsinah, Marsini dan Wijiati hadir bersama, Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, Pemerintah Kabupaten Nganjuk, buruh, serta beragam elemen masyarakat lain. 

"Keluarga dilibatkan dalam proses pengusulan ini," ucapnya. 

Sina menceritakan serpihan kisah kebersamaan antara dirinya dengan Marsinah.

Ia mengaku kenangan tersebut tetap bersemayam, tak pernah lekang di benaknya. Sina merupakan bibi dari Marsinah

Sina merawat Marsinah semenjak usianya masih belum genap 3 tahun. Ia mulai membantu mengasuh tatkala ibu kandung Marsinah, Samini meninggal dunia. 

Baca juga: Korsleting Listrik Picu Kebakaran di Pare Kediri, Rumah Nyaris Ludes, Kerugian Capai Rp 70 Juta

Samini meninggal dunia setelah melahirkan adik Marsinah, yaitu Wijiati. 

"Saya ikut merawat Marsinah. Termasuk adiknya, Wijiati. Perintah merawat keduanya datang dari orang tua saya serta Samini, yakni Puirah," sebutnya. 

Sini mengungkapkan, semasa kecil, Marsinah aktif bermain. Marsinah memiliki ketertarikan bermain masak-masakan. 

Sini kerap menemani Marsinah ketika bermain. 

"Marsinah itu suka bermain masak-masakan," ujarnya. 

Beranjak remaja, lanjut Sini, Marsinah tumbuh sebagai pribadi yang pemberani. Ia menolak penindasan dalam lingkaran pertemanan di sekolah. 

Jika Marsinah tahu temannya diusik, dia tak segan melindungi serta melawan balik.

"Marsinah itu pemberani. Kalau ada temannya diganggu, dia paling depan yang membela," paparnya. 

Marsinah dirawat oleh Sini di sebuah rumah yang berada di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk

Hingga saat ini, rumah itu masih berdiri kokoh. 

Rumah itu dirawat dengan baik oleh Sini dan sang suaminya. 

Sisi depan dan kiri rumah sudah dibangun dan direnovasi. Sedangkan, komponen di bagian tengah rumah dipertahankan. 

Baca juga: Bupati Kediri Mas Dhito Minta SPPG Komitmen Jaga Keamanan Pangan MBG

Di sana ada dinding yang terbuat dari tripleks bercat hijau. Lalu, pada dinding tripleks itu, terpajang foto Marsinah beserta beberapa piagam penghargaan. 

Di ruang tengah pula berjajar sebanyak tiga kamar. 

"Dinding dan kamar ini yang membangun Marsinah saat sudah merantau bekerja. Nantinya, ketiga kamar itu diperuntukkan bagi sang adik Wijiati, sang nenek Puirah, dan Marsinah," ungkapnya. 

Sementara itu, seorang aktivis buruh asal Kabupaten Nganjuk, Kelik Widiwahyuno menyatakan serangkaian tahapan pengusulan Pahlawan Nasional bagi Marsinah telah dilalui. 

Antara lain, mulai, menyusun dokumen usulan, naskah akademik oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD), hingga seminar nasional di Kota Angin. 

Proses itu dilakukan di Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur, dan pemerintah pusat. 

Kementerian Sosial menindaklanjuti dokumen usulan itu. Berkas usulan telah diserahkan kepada Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, Tanda Kehormatan, Fadli Zon. 

Gelar Pahlawan nantinya akan diputuskan oleh Presiden, Prabowo Subianto. 

"Keluarga Marsinah terlibat dalam proses pengusulan. Pertama sebagai ahli waris, yakni Marsini dan Wijiati. Kedua mengenai administrasi. Antara lain, mengumpulkan surat kematian, tanda penghargaan, dan ijazah Marsinah," ucapnya. 

Ia mengungkapkan, sedari lama, para buruh, tak terkecuali di Nganjuk, memperjuangkan Marsinah supaya menyandang gelar pahlawan. 

Mereka tidak lelah menyuarakannya tiap kali peringatan Hari Buruh, 1 Mei.

Waktu bergulir, usulan tersebut didukung langsung Presiden RI, Prabowo Subianto saat momen peringatan Hari Buruh 2025, di Jakarta. 

Usai dapat lampu hijau, Pemerintah Kabupaten Nganjuk, para buruh, dan bermacam lapisan masyarakat bergandengan tangan menyiapkan usulan. 

"Saya yakin Marsinah mendapat gelar Pahlawan," tutupnya.

 

(Danendra Kusuma/TribunMataraman.com)

Editor : Sri Wahyunik 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved