Penipuan Modus PNS di Nganjuk

Petani Bawang Korban Penipuan Rp 1,5 Miliar di Nganjuk Harus Jual Harta Benda

Warga Sidokare, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, sampai harus menjual hasil kerja kerasnya akibat tipu muslihat

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/Danendra Kusuma
Tentukan Langkah : Sunarti (58) warga Desa Sidokare, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk tengah berdiskusi dengan kuasa hukumnya, Wahyu Priyo Jatmiko, Rabu (15/10/2025). Ia jadi korban kasus dugaan penipuan dengan iming-imingi anaknya bisa jadi ASN. 

TRIBUNMATARAMAN.COM I NGANJUK - Warga Sidokare, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, sampai harus menjual hasil kerja kerasnya akibat tipu muslihat seorang warga Kabupaten Bojonegoro.

Perempuan bernama Sunarti (58) itu jadi korban penipuan NEP, warga Bojonegoro.

Akibat penipuan itu harta benda yang ia kumpulkan dari hasil jerih payah bertani bawang merah ludes. 

Harta itu ia jual dan jadi jaminan pinjaman bank untuk memenuhi permintaan uang dari NEP,  sebagai syarat agar anaknya bisa jadi ASN. 

Namun, hal tersebut tidak pernah terwujud hingga kini. 

Sunarti mengatakan ia telah menjual tanah, sawah, mobil dan gudang. 

Selain itu, ia berutang dengan menjaminkan sertifikat rumah miliknya ke bank. 

"Itu semua saya lakukan untuk memenuhi syarat anak saya jadi ASN. Saya diminta menyetor uang sama dia (NEP)," katanya kepada TribunMataraman.com sembari menitikkan air mata, Rabu (15/10/2025). 

Sunarti tampak begitu terpukul. Saat ditemui, Sunarti kerap merenung. Seolah ia masih tak menyangka jadi korban dugaan penipuan ini. 

"Kejadian ini berdampak pada saya dan keluarga. Harta kami habis," ungkapnya lirih. 

Semenjak Sunarti menyadari tidak adanya progres, ia dibantu keluarga melacak keberadaan NEP.

Lokasi NEP dilacak menggunakan sebuah aplikasi pengidentifikasi nomor telepon. 

Baca juga: KLARIFIKASI Soal Viral Korban Penggelapan Mobil Diajak Oknum Polisi Sampang Berunding dengan Pelaku

Dari sana ditengarai NEP tinggal di Desa Sumberarum, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro

Sunarti dan keluarga lantas mencoba mendatanginya untuk meminta kembali uang yang telah diserahkan. 

"Namun, kami tetap tidak pernah bisa bertemu dengan NEP. Kami sempat disambut keluarganya. Keluarganya bilang dia sedang tidak di rumah. Terakhir kami datang April 2025. Saat kami hubungi lewat ponsel tidak merespons," terangnya. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved