Rumah Warga Madiun Retak

Delapan Rumah Warga Kabupaten Madiun Retak, BPBD Bakal Pasang Alat Pendeteksi

Delapan rumah warga Dusun Morosowo, Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dilaporkan retak.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/Febrianto Ramadani
RETAK - Sumiati (kiri) bersama Anggota BPBD Kabupaten Madiun, mengecek kondisi ruang tamu yang mengalami keretakan tanah, Jumat pagi (31/10/2025).BPBD Kabupaten Madiun menyebutkan, keretakan di lokasi memanjang hingga mencapai 500 meter akan diantisipasi dengan memasang alat pendeteksi 
Ringkasan Berita:
  • Delapan rumah warga Dusun Morosowo, Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, dilaporkan retak
  • BPBD Kabupaten Madiun terus memantau perkembangan terkini keretakan rumah warga itu
  • BPBD akan memasang alat pendeteksi dini

 

TRIBUNMATARAMAN.COM I MADIUN - Delapan rumah warga Dusun Morosowo, Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dilaporkan retak.

Karenanya BPBD Kabupaten Madiun terus memantau perkembangan terkini keretakan rumah warga itu.

Plt Kalaksa BPBD Kabupaten Madiun Boby Saktia Putra Lubis mengatakan, ada Delapan rumah warga Dusun Morosowo, Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, yang dilaporkan terdapat retakan.

“Laporan pertama yang kami terima pada saat hari Rabu (29/10/2025), petugas mendatangi lokasi kejadian untuk memantau sampai saat ini,” ujar Boby.

Menurutnya, retakan semakin membesar dan memanjang hingga mencapai 500 meter. Situasi itu membuat pihak berwajib mengungsikan para warga pada tadi malam, ke bangunan yang lebih tinggi.

“BPBD memberikan bantuan logistik untuk makanan dan juga tempat untuk istirahat seperti kasur,” tuturnya.

Guna meminimalisir resiko kejadian, BPBD Kabupaten Madiun akan memasang alat pendeteksi, jika peristiwa tersebut kembali mengancam masyarakat sekitar.

“Sementara ini baru ada satu alat Early Warning System (EWS) untuk tanah,dipasang di Desa Padas. Kalau yang di Desa Mendak ini memang merupakan lereng tinggi. Ada kemungkinan memasang alat tersebut,” jelasnya.

Baca juga: KAI Daop 7 Madiun Luncurkan Rail Tour Jawa Timur, Angkat Wisata 12 Daerah Lewat Jalur Rel

BPBD juga telah melaporkan kejadian ini ke BPBD Provinsi Jawa Timur. Hingga kini monitoring wilayah masih terus dilakukan anggota di lapangan.

“Kami berharap mengingat pemerintah provinsi memiliki alat yang lebih canggih dari kami. Tujuannya supaya bisa mendukung pemantauan,” pungkasnya.

 

(Febrianto Ramadani/TribunMataraman.com)

Editor : Sri Wahyunik

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved