Keracunan Makan Bergizi Gratis
Kronologi Siswa SDN Semanding Bojonegoro Diduga Keracunan Usai Santap Menu MBG
Pihak SDN Semanding, Bojonegoro, Jawa Timur membeberkan asal muasal tujuh orang muridnya diduga keracunan usai menyantap menu MBG
TRIBUNMATARAMAN.COM I BOJONEGORO - Kepala Sekolah di SDN Semanding, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, membeberkan kronologi siswa diduga keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG).
Total ada tujuh siswa kelas 5 SDN Semanding yang dilarikan ke pelayanan medis akibat mengalami sakit hingga lemas.
Kepala SDN Semanding, Sulistiowati, menceritakan kejadian itu bermula sekitar pukul 10.30 WIB selang beberapa menit setelah jam istirahat makan MBG.
Setelah itu, mendadak suasana menjadi gaduh, sejumlah siswa berlarian ke ruang guru mengadukan temannya yang mengaku sakit.
Seketika, Sulistiowati langsung mendatangi ruang kelas mereka dan melihat anak didiknya sudah pucat dan mengeluh sakit perut hingga jatuh lemas di dalam kelas, disusul tangisan teman-temannya yang lain mengaku pusing dan mual.
“Suasana langsung gaduh, anak-anak berlarian ke ruang guru melapor ada temannya yang pingsan. Ketika saya masuk ke kelas, saya lihat ada yang sudah tergeletak lemas, ada pula yang pucat dan menangis karena perutnya sakit,” ujar Sulistiowati, saat dijumpai Tribunjatim.com di sekolah, pada Kamis (25/9/2025).
Sulistiowati menyebutkan total ada tujuh siswa yang mengalami gejala serupa.
Mereka terdiri dari enam siswi perempuan dan satu siswa laki-laki, dari keseluruhan 11 murid kelas 5.
Melihat kondisi tersebut, pihak sekolah langsung berinisiatif segera membawa mereka ke puskesmas terdekat.
Baca juga: Percobaan Pencurian Hewan di Blitar, Empat Ekor Sapi Warga Nyaris Raib Digasak Maling
Namun, karena kapasitas Puskesmas terbatas dan hanya bisa menampung tiga pasien, lalu empat siswa lainnya langsung dibawa ke IGD RSUD Bojonegoro untuk mendapatkan penanganan medis.
“Pikiran saya waktu itu hanya satu, anak-anak harus segera diselamatkan. Jadi yang bisa ditangani di puskesmas langsung dirawat, sisanya saya bawa ke rumah sakit,” imbuh Sulistiowati.
Setelah mendapatkan perawatan medis, lanjut Sulistiowati kondisi para siswa berangsur membaik.
Tiga siswa yang mendapatkan perawatan di puskesmas pulang terlebih dahulu.
"Tiga anak di puskesmas sekitar pukul 13.00 wib sudah mambaik dan pulang dijemput orang tuanya, sedangkan yang 4 di IGD RSUD Bojonegoro baru diperkenankan pulang jam 17.00 wib," bebernya.
Namun, hingga kini pihak sekolah belum bisa memastikan penyebab pasti sakitnya para siswa.
Sulistiowati menyebutkan bahwa hingga saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium dari rumah sakit berikut sampel makanan program MBG dan jajanan kantin sekolah.
"Apakah benar karena keracunan atau faktor lain, kami masih menunggu hasil uji laboratorium dari tim medis," jelasnya singkat.
Sementara itu, dia juga menambahkan sebagian siswa yang sempat dirawat karena sakit kemarin kini 4 di antaranya sudah bisa kembali bersekolah.
Sedangkan, 3 lainnya masih pemulihan di rumah sehingga belum bisa mengikuti proses belajar mengajar.
"Alhamdulillah anak-anak kami sudah membaik, ada 4 anak susah kembali sekolah, dan tiga lainnya masih belum pulih sehingga saya minta untuk istirahat dulu dirumah," tutupnya.
Baca juga: Niatnya Bercanda Malah Berujung Ditolong Damkar, Tangan Santri di Jombang Terjebak Borgol
Sebelumnya, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Campurejo, penyedia program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Semanding, angkat bicara terkait sejumlah siswa yang mendadak sakit diduga mengalami keracunan hingga harus mendapat perawatan medis.
Kepala SPPG Campurejo, Gilang Gumelar, menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan investigasi lebih lanjut.
Sampel makanan juga telah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk memastikan penyebab pasti sakit yang dialami para siswa.
"Hasil uji laboratorium baru bisa keluar dalam 1x24 jam. Jadi saat ini kami juga menunggu hasilnya, apakah benar keracunan penyebabnya dari makanan MBG atau ada faktor lain," jelas Gilang.
(Misbahul Munir/TribunMataraman.com)
Editor : Sri Wahyunik
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.