Demo Sopir Pelabuhan Ketapang

Sopir Demo di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Bentangkan Kain Merah Putih 300 Meter

Penulis: Aflahul Abidin
Editor: Sri Wahyuni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MERAH PUTIH - Para sopir membentangkan kain merah putih di Jalur Situbondo-Banyuwangi dengan berjalan kaki menuju Pelabuhan Ketapang, Rabu (6/8/2025). Mereka menggelar aksi demo di kawasan pelabuhan. 

TRIBUNMATARAMAN.COM I BANYUWANGI - Para sopir yang mengatasnamakan Gerakan Sopir Jawa Timur menggelar aksi demo di Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (6/7/2025).

Mereka turut membentangkan kain merah putih panjang dan membentangkannya di jalan.

Kain merah putih yang dibentangkan memiliki panjang sekitar 300 meter. Dengan lebar sekitar 5 meter.

Puluhan orang memegang kain tersebut dan membawanya dari Terminal Sritanjung menuju jalan depan Pelabuhan Ketapang.

Kain dibentangkan dan dibawa sambil jalan kaki dengan jarak sekitar 3 kilometer (km). Pembentangan kain diiringi dengan belasan truk yang berjalan pelan.

Setelah sampai di Pelabuhan Ketapang, kain panjang tersebut mobil. Aksi dilanjutkan dengan 0orasi di pinggir jalan raya depan Pelabuhan Ketapang.

Para pendemo membawa beberapa tuntutan dalam demo tersebut. Pertama, mereka meminta agar tak lagi terjadi kemacetan ekstrem di jalan menuju Pelabuhan Ketapang.

Sekitar dua hari terakhir, kemacetan di jalan menuju Pelabuhan Ketapang sudah terurai. Namun sebelumnya, kemacetan ekstrem terjadi dengan panjang ekor kemacetan mencapai 30 kilometer (km).

Mereka khawatir dan merasa dihantui dengan kemacetan serupa yang membuat para sopir harus menginap berhari-hari.

"Kami tidak mau ada ada crowded lagi. Tidak mau bermalam di pelabuhan berhari-hari lagi," kata Suyitno, salah satu orator.

Kemacetan yang sempat terjadi di jalan menuju Pelabuhan Ketapang, kata dia, merugikan sopir.

Kemacetan hingga membuat mereka harus bermalam mengurangi uang saku sopir secara signifikan.

Mereka juga meminta agar tidak ada pembatasan muatan bagi truk-truk. Sehingga, hal tersebut tak membuat repot para sopir.

Baca juga: Respons Dishub Kota Blitar Soal Video Viral Pengunjung Masjid Ar Rahman Digetok Parkir Rp 20.000

Dalam orasinya, orator lain juga meminta agar tak ada pungli dalam bentuk apapun di pelabuhan.

"Karena itu sangat berpengaruh terhadap penghasilan kami para pengemudi," kata salah satu orator.

Tuntutan lainnya, para sopir juga meminta kejelasan soal nasib para keluarga sopir korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam pada 2 Juni lalu. 

 

(Aflahul Abidin/TribunMataraman.com)

Editor : Sri Wahyunik