TRIBUNMATARAMAN.COM | LAMONGAN - Sebanyak 527 ekor sapi di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan bahkan mencatat, setiap hari rata-rata 10 ekor hingga 20 ekor sapi perhari terjangkit penyakit PMK.
Dari sebanyak 527 ekor sapi terjangkit PMK, 22 diantaranya mati dan potong paksa sebanyak 26 ekor sapi.
Kepala Disnakeswa, Shofiah Nurhayati mengatakan, dari 527 ekor yang terjangkit PMK, sebanyak 133 ekor berhasil disembuhkan.
"Selebihnya masih proses penyembuhan," ujar Shofiah usai vaksinasi mandiri di kandang sapi milik H Tardjo, Jumat (10/1/2025).
Diungkapkan, kenaikan kasus PMK terjadi rata-rata 10 sampai 20 ekor sapi per hari. Tapi pihaknya memastikan faktor kesembuhan juga tinggi.
Tingkat kesembuhan yang tinggi itu adalah wujud dari vaksinasi yang sebelumnya sudah dilakukan. " Karena yang sudah tervaksin ini proses penyembuhannya cepat," katanya.
Bersamaan dengan mulai menjangkitnya PMK saat ini, banyak peternak sapi yang melakukan vaksin mandiri. Merek beli vaksin sendiri, sementara vaksinasinnya dibantu oleh tenaga kesehatan Disnakeswan.
"Vaksin mandiri itu dilakukan para pedagang menengah ke atas," ujarnya.
Data yang dimilikinya, ada sebanyak 425 dosis vaksin yang dilakukan secara mandiri selama seminggu lalu, dan terakhir baru saja dilaksanakan untuk 40 ekor sapi milik H Tarjo.
Menyinggung kebutuhan vaksin untuk peternak rakyat, Shofiah mengatakan, masih menunggu bantuan dari provinsi.
"Yang dari provinsi kemungkinn seminggu lagi, dan kemudian melakukan langkah- langkah untuk peternakan rakyat," ujarnya.
Untuk mengendalikan agar PMK di Lamongan tidak meluas penularannya, pihaknya mengambil beberapa langkah.
Di antaranya memberikan KIE (komunikasi, Informasi dan Edukasi) pada peternak dan pasar hewan.
Kepada para peternak juga diminta untuk meningkatkan kerjasama dengan tenaga kesehatan Disnakeswan.