TRIBUNMATARAMAN.COM | SURABAYA - Sejumlah upaya mitigasi dilakukan Pemkot Surabaya untuk mengantisipasi banjir rob di pesisir Kota Pahlawan.
Di antaranya adalah dengan menyiapkan tanggul alam di pesisir Surabaya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengungkapkan beberapa upaya mitigasi yang dilakukan.
Di antaranya, mempertahankan penanaman mangrove dan tambak yang berada di pesisir Surabaya.
“Jadi kalau sudah banjir rob, kami hanya bisa mengandalkan tanggul. Makanya, yang namanya hutan mangrove itu harus dipertahankan," ujar Wali Kota Eri Cahyadi, Senin (16/12/2024).
"Sehingga, kami tidak akan pernah membongkar mangrove untuk kegiatan-kegiatan lainnya. Terus (adanya) tambak-tambak itu juga kami pertahankan," kata mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini menambahkan.
Ia mengungkapkan, tambak di pesisir Surabaya terbukti bisa mengurangi sampah dari banjir rob.
"Maka dari itu, yang di sekitar sungai tambak-tambak terus dipertahankan dan tidak dibuat menjadi rumah,” ungkapnya.
Selain dengan tanggul alam, Pemkot Surabaya telah membuat tanggul-tanggul pengaman di titik tertentu.
Salah satu wilayah yang diberi tanggul pengaman adalah di Medokan Semampir, Kecamatan Sukolilo.
Di luar wilayah tersebut, pihaknya berkoordinasi dengan jajaran terkait. Misalnya, kawasan Jalan Kalianak yang menjadi tanggungjawab pemerintah pusat.
"Untuk rob yang di Jalan Kalianak itu sudah kami mintakan surat (permintaan bantuan pembangunan) ke kementerian. Sebab, itu kan jalan nasional. Daerah itu (Jalan Kalianak) meskipun nggak hujan ya tetap bisa banjir salurannya,” jelas Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) ini.
Selain upaya pencegahan, Pemkot juga menyiagakan personil BPBD dan unit kendaraan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP). Ketika banjir terjadi, petugas dapat segera membantu menangani.
"Petugas sudah sampai, sudah kami sedot duluan. Jadi itu yang bisa kami lakukan. Kami juga akan memperhitungkan untuk pembangunan pintu air di sana (kawasan pesisir),” ucapnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak telah mengimbau warga dan nelayan perihal adanya fenomena banjir rob.