TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Dinas Pertanian Tulungagung sudah melakukan pembinaan pada 2 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang ditengarai melanggar netralitas dalam Pilkada.
Mereka adalah 2 penyuluh pertanian bernama Priyono dan Timour, yang kedapatan foto bersama Gatut Sunu Wibowo, calon bupati Tulungagung nomor urut 1.
Foto keduanya menyebar setelah sempat dijadikan status di Whatsapp Gatut Sunu.
Baca juga: Dinas Pertanian Tulungagung Membina 2 ASN yang Ditengarai Memberi Dukungan ke Salah Satu Paslon
Koordinator Divisi Pencegahan Parmas dan Humas Bawaslu Tulungagung, Nurul Muhtadin, mengaku sudah mendapatkan foto kedua Aparatur Sipil Negara (ASN) ini.
“Memang belum ada yang melapor resmi ke Bawaslu. Namun kami menjadikannya sebagai temuan,” ujar Nurul.
Lanjutnya, temuan ini sudah dibahas bersama Satgas Netralitas di Bawaslu Tulungagung.
Satgas merekomendasi temuan ini untuk ditindaklanjuti.
Selanjutnya Bawaslu juga sudah menerima surat keterangan pembinaan dari Dinas Pertanian.
“Kami sudah hasil pembinaan internal Dinas Pertanian. Di dalamnya sudah ada kronologi kejadiannya,” tambah Nurul.
Dalam kronologi yang disusun Dinas Pertanian, foto itu diambil pada Selasa (15/10/2024).
Artinya foto itu diambil setelah ada penetapan pasangan calon (Paslon) di Pilkada Tulungagung.
Informasi awal ini akan ditindaklanjuti lebih lanjut dengan melakukan pendalaman.
“Jadi sejauh ini perkaranya belum teregistrasi. Tetapi akan membuat timeline untuk menyelesaikan temuan ini,” tandas Nurul.
Sebelumnya foto Priyono dan Timour bersama calon bupati nomor urut 1 menyebar.
Dalam klarifikasi yang dilakukan di Dinas Pertanian, keduanya dimintai bantuan anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Endro Hermono untuk mengantar selama kegiatan aspirasi, Selasa (15/10/2024).
Endro lalu mengajak Priyono dan Timour ke rumah Gatut Sunu Wibowo untuk berdiskusi kemudian foto bersama.
Ada 2 foto yang diunggah, pertama mereka berpose tangan mengepal.
Pada pose kedua, Priyono tetap mengepalkan tangan karena ingin menunjukkan netralitasnya.
Sementara Timour mengacungkan jari telunjuk mengikuti ajakan para pihak yang ada di lokasi saat itu.
Mereka mengaku khilaf karena tidak bisa menolak ajakan Endro Hermono.
Keduanya sudah meminta maaf dan berjanji tidak mengulangi perbuatannya.
(David Yohanes/TRIBUNMATARAMAN.COM)
editor: eben haezer