Arif menyarankan, masyarakat yang sangat butuh gas elpiji untuk membeli gas nonsubsidi.
Namun ia memastikan setiap orang miskin bisa mendapatkan gas 3 kg ini.
Mereka bisa datang langsung ke pangkalan, jika pangkalan kosong akan dibantu oleh agen.
Diakuinya, saat ini pembelian gas elpiji bersubsidi ini masih bebas tanpa ada pembatasan.
Padahal seharusnya pembelian dilakukan sesuai data KTP yang sudah dilengkapi dengan QR code.
Namun sampai saat ini pembelian tanpa KTP yang sudah terdata masih bisa dilakukan.
“Kami juga tidak bisa menegakkan aturan secara kaku. Apalagi saat ini tahun politik, menjelang Pilkada,” pungkasnya.
Kesulitan gas 3 kg sudah dirasakan warga Tulungagung lebih dari 2 minggu.
Stok di pengecer yang ada di desa-desa kosong, sementara stok di pangkalan habis beberapa jam setelah pengiriman.
Situasi ini dimanfaatkan satelit untuk menjual gas 3 kg seharga Rp 18.000, di atas Herga Eceran Tertinggi (HET) Rp 16.000.
Kondisi ini membuat stok gas yang ada di pengecer dijual di harga Rp 20.000 per tabung.
Kelangkaan selalu berulang setiap tahun, terutama di saat bediding atau musim dingin.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman
(tribunmataraman.com)