“Elpiji ini kuotanya pas dan terbatas. Berapa kebutuhannya sudah dihitung,” katanya.
Lanjutnya, seharusnya kuota gas elpiji 3 kg di Tulungagung mencukupi untuk 1 tahun.
Bahkan ada kuota cadangan yang disiapkan pemerintah.
Namun ditanya solusi kelangkaan gas elpiji 3 kg ini, Dedhy tidak punya penjelasan.
Sampai saat ini masyarakat Tulungagung masih kesulitan mendapatkan gas 3 kg.
Stok di pengecer yang ada di tengah permukiman habis.
Sementara di pangkalan stok habis beberapa jam saja setelah dikirim dari agen.
Dalam situasi kesulitan seperti saat ini, ada satelit yang menjual Rp 18.000 per tabung, padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) sudah ditetapkan Rp 16.000 per tabung.
Satelit adalah istilah pihak yang memasarkan gas dari pangkalan ke pengecer.
Setiap tahun, kelangkaan gas hijau ini terjadi pada saat bediding atau musim dingin.
Stok gas berangsur pulih setelah bediding berlalu
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman
(tribunmataraman.com)