TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Kekeringan yang terjadi di Kabupaten Tulungagung meluas, dari 4 desa menjadi 9 desa.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengantisipasi situasi kekurangan air bersih yang semakin meluas.
Alasannya, desa-desa yang jadi langganan kesulitan air bersih belum mengajukan permohonan bantuan.
“Desa-desa yang tahun lalu minta bantuan, saat ini belum ada permintaan. Jadi kemungkinan masih akan meluas,” jelas Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Tulungagung, Gilang Zelakusuma.
Sebelumnya ada 4 desa yang lebih dulu mengajukan bantuan air bersih, yaitu Desa Joho Kecamatan Kalidawir, Desa/Kecamatan Besuki, Desa/Kecamatan Campurdarat dan Desa Demuk Kecamatan Pucanglaban.
Sementara tambahan 5 desa adalah, Desa Sumberagung Kecamatan Rejotangan, Desa Kalibatur Kecamatan Kalidawir, serda Desa Kresikan, Desa Pakisrejo, dan Tenggarejo di Kecamatan Tanggunggunung.
Saat ini BPBD Tulungagung memaksimalkan dua truk tangki yang ada untuk mengirim bantuan air bersih.
“Setiap hari satu truk tangki bisa 5 kali mengirimkan air bersih. Satu desa bisa mendapatkan 2 tangki air bersih,” sambung Gilang.
Lanjutnya, dari sisi anggaran pengiriman air bersih ini sebenarnya ada, hanya jumlah armada yang kurang memadai.
Karena itu BPBD Tulungagung berupaya menggandeng pihak lain untuk membantu desa-desa yang kekurangan air bersih.
Salah satunya adalah corporate social responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan yang peduli.
“PJT (Perum Jasa Tirta) sudah berkoordinasi mau dropping air bersih. Kami tentukan lokasinya,” papar Gilang.
Sejumlah desa juga meminta tandon air portabel yang terbuat dari terpal.
Tandon ini sangat efektif untuk menampung setiap bantuan air bersih yang diminta warga.
Tandon portabel juga membuat pengiriman bantuan jadi lebih efisien waktu.