Berita Terbaru Kabupaten Trenggalek

Tak Ada Temuan Kronis, Kasus Cacingan di Trenggalek Terus Turun

Penulis: Sofyan Arif Chandra
Editor: Sri Wahyuni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MENURUN - Ilustrasi Pelaksanaan Imunisasi Rotavirus di Desa Dawuhan, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek, Selasa (15/8/2023). Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek memastikan angka infeksi cacingan turun dari tahun ke tahun.

‎TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK - Kasus infeksi cacingan kronis pada anak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat hingga meninggal dunia memicu keprihatinan dari berbagai pihak.

Kasus tersebut menjadi dasar evaluasi pelayanan kesehatan baik di pemerintah pusat, dan juga daerah.

Di Kabupaten Trenggalek, kasus cacingan relatif mengalami penurunan.

Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkesdalduk KB) Kabupaten Trenggalek mencatat ada 41 kasus cacingan hingga Agustus 2025. 

‎Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Di periode yang sama pada tahun 2024 mencapai 71 kasus, sementara pada tahun 2023 tercatat sebanyak 83 kasus. 

‎"Jadi dibanding tahun sebelumnya ada penurunan kasus," kata Kepala Dinkesdalduk KB Kabupaten Trenggalek, Sunarto, Senin (25/8/2025).

Selain itu, Sunarto memastikan tidak ada kasus cacingan kronis yang ditemukan di Bumi Menak Sopal.

‎Dari data yang ada, kelompok usia anak menjadi golongan yang paling rentan terinfeksi cacing, walaupun kasus tersebut juga ditemukan pada pasien dewasa.

Untuk itu, Dinkesdalduk KB gencar memberikan obat cacing massal salah satunya melalui Posyandu.

Dari situ, penemuan kasus kecacingan pada anak dibawah 15 tahun khususnya ascaris dan hookworm bisa ditekan dan saat ini penemuan kasusnya pun sangat kecil.

"Jadi langkah kita dengan pemberian obat cacing massal di Kabupaten Trenggalek sangat berhasil untuk menekan kasus kecacingan pada anak," ucapnya.

Baca juga: Ribuan Warga Semarakkan Malam Puncak Festival Omah Sawah di Kota Kediri

Jika ditemukan gejala cacingan pada pasien, petugas kesehatan akan memberikan pemeriksaan serta pengobatan.

‎Sementara itu, untuk jangka panjang dilakukan dengan pemberian edukasi kepada masyarakat melalui posyandu, terutama terkait pentingnya menjaga kebersihan diri. 

‎Edukasi tersebut mencakup penguatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), mencuci tangan dengan sabun, membiasakan memotong kuku pendek, menggunakan sabun antiseptik, hingga klorinasi sumber air pasca banjir.

"Masyarakat juga kita didorong untuk selalu menggunakan alas kaki dan memastikan ketersediaan air bersih dengan pemeriksaan bakteriologis," tutupnya.

 

(Sofyan Arif Candra/TribunMataraman.com)

Editor : Sri Wahyunik