TRIBUNMATARAMAN.COM, TULUNGAGUNG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mulai rutin mengirimkan air bersih ke daerah terdampak kekeringan.
Desa Pakisrejo, Kecamatan Tanggunggunung selalu menjadi desa pertama yang mengalami dampak musim kemarau.
Kekurangan air meluas karena ada kerusakan pada sistem distribusi air bersih dari HIPPAM (Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum).
“Kami sudah dua kali mengirim air bersih sesuai permintaan warga. Kemarin juga bekerja sama dengan Polres,” terang Kepala BPBD Tulungagung, Robinson Nadeak.
Baca juga: Hibah Bangunan Gudang Gagal Tender, KPU Tulungagung Bingung Cari Gudang untuk Persiapan Pemilu
Baca juga: Cegah Pencurian, Seluruh Sonokeling di Tulungagung akan Dimasukkan Aset Pemkab dan Diberi Barcode
Lanjut Robinson, sesuai perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kemarau terjadi dari Juli hingga November 2023.
Namun masih ada kelembaban sehingga diharapkan masih ada hujan yang turun.
Jika benar masih ada turun hujan, maka kondisi kekeringan tidak akan separah tahun sebelumnya.
“Tahun ini diyakini kekeringan akan berkurang tidak seperti tahun sebelumnya. Kalau tahun lalu memang panjang,” sambung Robinson.
Sebelumnya 5 desa di Kecamatan Tanggunggunung sudah dikirimi air bersih, yaitu Pakisrejo, Tenggarejo, Kresikan, Jengglungharjo dan Desa Tanggunggunung.
Sementara desa-desa di kecamatan lain belum ada permintaan air bersih.
Robinson menegaskan, BPBD akan membantu air bersih sesuai dengan permohonan dari warga.
“Kami juga telah mengirim data desa-desa yang berpotensi mengalami kekeringan ke BPBD Provinsi,” ungkap Robinson.
Data tahun 2022 ada 9 desa di Tulungagung yang rawan mengalami kekurangan air bersih.
Empat desa ini ada di Kecamatan Kalidawir, yaitu Desa Kalibatur, Winong, Karangtalun, Rejosari dan Banyuurip.
Dua desa ada di Kecamatan Tanggunggunung, yaitu Tenggarejo dan Pakisrejo.