Wahyid meminta masyarakat menyalurkan sedekah yang semestinya, seperti panti asuhan, masjid, musala atau Badan Amil Zakat dan Shadaqah (Bazis).
Pemberian kepada pengemis juga membuat aparat kesulitan menanggulangi PPKS di jalanan.
Padahal keberadaan mereka sering menjadi sumber keluhan warga karena dianggap mengganggu kenyamanan dan keamanan.
“Ada yang dilaporkan sampai melakukan pemaksaan. Uang kecil yang anda berikan, ternyata membuat orang lain tidak nyaman,” tegasnya.
Selain PPKS dari Tulungagung, ada juga pengemis, pengamen, badut jalanan dan manusia silver dari luar daerah.
Terkait keberadaan PPKS dari luar Tulungagung, Wahyid mengaku akan berkomunikasi dengan para pendamping sosial dari daerah asal mereka.
(David Yohanes/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer