Dan selama melakukan tindakan kekerasan fisik tersebut, Ferry Irawan selalu memanfaatkan area privat yang tertutup, tentunya tanpa CCTV, seperti kamar pribadi dan kamar hotel yang disewa tatkala berpergian.
Bahkan Venna Melinda menyebut, KDRT yang dialami bertempat di dalam kamar hotel, sudah terjadi dua kali.
Kejadian kedua adalah peristiwa di Kota Kediri, pada Minggu (8/1/2023). Kejadian pertama, terjadi di hotel Kota Medan, pada Kamis (17/11/2022).
"Karena biasanya saya dibekap seperti tadi, dengan cara berdiri, dipiting sampai gak bisa gerak. Terkadang kalau kita si piting begitu itu kaki tangan gak bisa gerak. Atau dibekap sampai saya enggak bisa nafas," terangnya.
Mantan Putri Indonesia tahun 1994 itu, mengungkapkan, kekerasan fisik yang dilakukan Ferry Irawan kepadanya di kamar hotel, pada Minggu (8/1/2023) itu, merupakan modus atau metode baru.
Ferry Irawan mendorong tubuh Venna Melinda ke atas kasur hotel. Lalu menindihkan tubuhnya di atas perut sang istri.
Setelah memastikan tubuh Venna Melinda tak lagi dapat bergerak ke mana-mana. Ferry Irawan lantas memegang kedua tangannya secara terlentang.
"Saya diangkat didorong ke tempat tidur, saya ditindah di daerah perut. Dengan posisi tangan saya dipegang dan memang kepala saya dikunci pakai jidatnya dia. Jadi kepala saya enggak bisa gerak, karena dikunci pakai jidat. Ditekan sedemikian keras," jelasnya.
Dengan posisi demikian, Ferry Irawan memanfaatkan permukaan kulit dahinya yang keras untuk menekan tulang hidung Venna Melinda, beberapa menit.
"Saya melihat langit-langit atap hotel itu kan putih, tapi saking kerasnya, sampai 1, 2, 3, 4 sampai saya itu gelap (pandangan mata). Saya merasa tulang hidung bergeser, makanya saya bilang; abi-abi ini patah ini kayaknya. Saat dia lepas saya berdiri itu darah ngocor. Jadi dokternya menyimpulkan pembulu darah saya pecah, jadi bukan hidung saya pecah, bukan hidung saya patah," pungkasnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman
(TribunMataraman.com)