Tuning Suharningsih menyerahkan pada kepolisian agar bekerja menuntaskan kasus ini terlebih dahulu sehingga informasi yang beredar tidak simpang siur.
"Kami berharap biar tim (kepolisian) menyelesaikan terlebih dahulu supaya tidak simpang siur."
"Kami tunggu penjelasan dari yang berwenang."
"Ini permasalahannya belum jelas."
"Biar nanti dari pihak yang berwajib bekerja dengan porsi mereka," tutur Tuning kepada Tribunjateng.com, Senin (12/9/2022).
Tuning Sunarningaih juga mengaku tidak tahu berapa nilainya. Begitu pula letak aset yang menjadi dugaan korupsi.
Namun, sertifikat aset tersebut memang ada.
Hanya saja, dia belum mengecek secara detail.
"Total nilai aset, kami belum tahu, posisi letak aset itu ada di mana juga kami belum tahu."
"Tapi sertifikatnya memang ada, hanya belum menelitinya secara detail."
"Sertifikatnya jumlahnya ada delapan kalau tidak salah," paparnya.
Tuning menjelaskan, pemanggilan saksi atas dugaan kasus tersebut tidak diketahui oleh BPKAD Kota Semarang.
Pemanggilan dari pihak kepolisian langsung ke individu.
Selain Iwan Budi yang dipanggil sebagai saksi, menurutnya, pernah ada kabid dan kasi di bidang aset yang dimintai keterangan.
Namun, kedua orang tersebut saat ini telah berpindah bidang.
Dua orang itu pun tidak mengetahui secara detail karena mereka tergolong baru dan tidak lama menjabat di bidang aset.
"Mereka dipanggil sebelum kejadian ini."
"Pemanggilan langsung ke personal."
"Kami juga hanya diceritakan karena suratnya (pemanggilan) tidak lewat ke kami (BPKAD)," terangnya.
Seperti diketahui sebelumnya, di balik penemuan korban pembunuhan dengan kondisi jasad hangus terbakar tanpa kepala dan bagian tubuh lain, ada masalah besar di lingkungan Iwan Budi Paulus bekerja.
Dimana korban pembunuhan keji yang diduga Iwan Budi Paulus ini bekerja sebagai pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang.
Di lingkungan tempat bekerjanya kini tengah disorot dugaan korupsi terkait aset milik Pemkot Semarang.
Dugaan korupsi itu ditangani Ditreskrimsus Polda Jateng.
Korban pembunuhan ini menjadi saksi terkait dugaan kasus tersebut.
Apakah korban kematian ini ada hubungannya dengan dugaan kasus korupsi? Itu yang masih menjadi tanda tanya.
Juga, apakah korban kematian ini tahu banyak terkait dugaan korupsi itu sehingga dihabisi orang tertentu agar perkara tidak berkembang?
Tengara itu kini masih diselidiki dan coba digali Polrestabes Semarang yang menangani perkara tersebut.
Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin, mengatakan pihaknya belum bisa memastikan bahwa korban pembunuhan yang ditemukan di Jalan Marina Raya tersebut adalah Iwan Budi.
Pemkot masih menunggu kepastian dari kepolisian terkait siapa sebenarnya korban pembunuhan itu.
"Kemarin kepala Bapenda mendapat laporan informasi telah ditemukan mayat. Diduga, itu almarhum Iwan Budi, staf Bapenda, tapi kami belum bisa memastikan 100 persen," terang Iswar, Jumat (9/9).
Menurut Iswar, hingga saat kini polisi masih bekerja untuk memastikan mayat tersebut benar-benar Iwan Budi atau bukan.
Secara kasat mata, motor Honda Vario, nopol pelat nomor, nomor rangka, termasuk emblem memang menunjukkan yang dipakai oleh Iwan Budi.
Hanya saja secara scientific, perlu menunggu hasil dari kepolisian.
“Polisi tentu akan melakukan pemeriksaan DNA dan forensik terhadap temuan korban pembunuhan itu. Hasil forensiknya seperti apa, baru bisa ditentukan itu Iwan atau bukan," ucapnya.
Terkait Pemanggilan Iwan Budi sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi, Iswar menjelaskan, dugaan korupsi tersebut dimungkinkan terjadi pada tahun 2010 silam.
Namun, Iswar mengaku, belum mendalami secara detail tentang dugaan korupsi yang kini diselidiki Polda Jateng itu
Berdasarkan informasi dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Semarang, kata Iswar, pernah dianggarkan penyertifikatan hasil penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU) dari BSB.
Anggaran tersebut sebesar Rp 3 miliar.
Namun, anggaran itu tidak digunakan seluruhnya, hanya untuk honor tim.
"Angka Rp 3 miliar tidak digunakan semua. Di mana letak korupsinya, masih pendalaman dengan teman-teman kepolisian," kata Iswar.
Dia juga belum dapat memastikan, apakah hilangnya Iwan Budi berkaitan dengan kasus tersebut.
Dia mengaku, belum dapat informasi secara lengkap dari polisi.
Pada kasus yang tengah didalami polisi, kata Iswar, Iwan Budi baru diundang sebagai saksi.
Artinya, polisi masih mendalami dan menghimpun data.
"Belum masuk penyidikan, baru menghimpun data-data. Kami serahkan ke kepolisian pendalaman seperti apa, apakah ada hubungan menghilangnya Iwan dengan kasus, sementara ditangani kepolisian," paparnya. (Kompas.com/Tribun Jateng)