Berita Blitar

Siasat Produsen Sambal Pecel di Kota Blitar Bertahan Saat Harga Cabai Mahal

Penulis: Samsul Hadi
Editor: eben haezer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Binti Khoiriyah, produsen sambal pecel di Kelurahan Pakunden, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar sedang membungkus sambal, Kamis (2/6/2022).

"Tiap seminggu sekali kirim ke Kalimantan sekitar 90 kilogram sambal pecel. Lalu kirim ke Hongkong sekitar 10 kilogram tiap minggu," ujarnya.

Menurutnya, di saat harga cabai mahal, permintaan sambal pecel justru meningkat. Masyarakat memilih beli sambal pecel dari pada repot membuat sambal sendiri saat harga cabai mahal.

"Bagi produsen, saat harga cabai mahal, untung dari produksi sambal pecel sebenarnya menipis. Karena biaya produksi terutama untuk beli cabai membengkak. Tapi, kami tetap produksi selama tidak merugi," katanya.

Produsen sambal pecel lainnya, Siti Mukayanah belum menaikkan harga jual sambal pecel meski harga cabai rawit mahal.

Ia tetap menjual sambal pecel Rp 60.000 per kilogram. "Sementara ini belum ada kenaikan harga sambal pecel di tempat saya meski harga cabai naik," kata pemilik pusat oleh oleh sambal pecel Hj Suyati di Kelurahan Karangsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar itu.

Cara menyiasati mahalnya harga cabai rawit, Siti menggunakan cabai kering untuk memproduksi sambal pecel.

"Saat harga cabai mahal, kami menggunakan stok cabai kering. Kalau full produksi kebutuhan cabai untuk sambel pecel bisa 50 kilogram per hari. Produksi sambal pecel kami rata-rata 50-80 kilogram per hari," ujarnya.