Bahkan pada bulan Februari 2022, ia sempat datang ke Balai Desa Bulangan dengan membawa surat tugas pencairan dana.
"Tapi mulai bulan Februari 2022, teradu Salim tidak bisa lagi dihubungi melalui ponselnya sampai sekarang. Pengadu juga telah berulang kali datang ke rumah teradu di Desa Mentaras, tapi tidak pernah ada di tempat tinggalnya. Karena itu, kami mengadukan dugaan penipuan itu ke Polres Gresik," terangnya.
Irfan meminta pihak kepolisian langsung bergerak cepat. Sebelum bertambah banyak korban. Untuk segera menyelidiki, memeriksa, atau memanggil pihak-pihak terkait (para korban) dan Salim yang telah melakukan dugaan penipuan.
"Dalam aduan kami juga menyebutkan pendampingan teradu saat lakukan dugaan penipuan adalah Ardiyanto, warga Desa Suci, Kecamatan Manyar," pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak teradu Moh. Salim masih belum merespon.
Sedangkan Ardiyanto saat dikonfirmasi melalui sambungan seluler membantah keras adanya unsur penipuan. Dia mengaku tidak tahu menahu tentang program Jasmas itu.
"Saya dengan Salim kenal kan teman. Saya tidak ada kaitannya dengan kepala desa, saya tidak tahu kasus itu," kata Ardiyanto.