Masih di kawasan Kaliwates, ARH mencekik Galau dibantu dengan MR. Tindak kekerasan itu membuat Galau meninggal dunia.
"Saya awalnya tidak berniat membunuhnya. Tapi dia berisik dengan terus membunyikan klakson," kata ARH.
Membunyikan klakson rupanya cara Galau untuk meminta tolong malam hari itu. Namun hal itu membuat ARH panik.
Dia yang berada di belakang Galau malah mencekiknya, sampai meninggal.
Melihat lidah Galau terjulur, keduanya panik.
Mereka lantas berhenti di seputaran Kecamatan Arjasa untuk membeli tali dan mengikat Galau. ARH lantas melajukan mobil ke arah Rembangan untuk membeli bensin.
Terbersit niat di kepala ARH untuk membakar Galau di tempat sepi. Karenanya mereka membeli bensin.
Mereka lantas menuju Jl M Yamin Kelurahan Tegalbesar, Kaliwates yang 10 tahun lalu memang dikenal sepi.
Di sebuah lahan kosong, tubuh Galau disiram bensin dan dibakar.
"Tidak ada saksi ketika itu (peristiwa tengah malam sampai dini hari). Itu pula yang jadi kendala dalam penyelidikan kami, kenapa baru terungkap sekarang," imbuh Kapolres Hery.
Mayat Galau ditemukan pagi hari. Polisi pun melakukan penyelidikan, meski baru terungkap 10 tahun kurang 5 hari.