Pembunuhuan Mahasiswa Unej

Teka-teki Pembunuhan Mahasiswa Unej 10 Tahun Lalu Terungkap, Korban Dicekik Lalu Dibakar

Editor: eben haezer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi menggelar jumpa pers ungkap kasus pembunuhan mahasiswa Unej yang terjadi 10 tahun lalu.

Reporter: Sri Wahyunik

TRIBUNMATARAMAN.com | JEMBER - Teka-teki pembunuhan mahasiswa Unej 10 tahun lalu terungkap. 

Pembunuh Galau Wahyu Utama, mahasiswa Unej, ternyata berjumlah 2 orang dan ditangkap di Bali. 

Tertangkapnya pembunuh Galau Wahyu Utama membuat terungkap pula bagaimana pelaku tega menghabisi nyawa Galau di Bulan Februari 2013. 

Dua orang pelaku adalah Arif Rahman Hakim/ARH (33) warga Desa Sukowiryo Kecamatan Jelbuk, dan M Rofiki/MR (30) warga Desa Kamal Kecamatan Arjasa. 

Baca juga: Setelah 10 Tahun, Pelaku Pembunuhan Mahasiswa Unej Tertangkap

Dalang pembunuhan itu adalah ARH. Dialah yang merencanakan tindak kejahatan, yakni pencurian mobil. Dalam melakukan aksinya, dia mengajak temannya MR. 

Sepuluh tahun lalu, keduanya masih pemuda, seperti halnya Galau yang ketika itu masih berusia 19 tahun. Galau merupakan mahasiswa semester 2 FKIP Universitas Jember (Unej). 

Awalnya ARH hanya berniat mencuri mobil. 

"Karena sering dipandang rendah oleh calon mertuanya ketika itu, dipandang rendah secara ekonomi karena tidak punya mobil," ujar Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo saat rilis di Mapolres Jember, Kamis (24/2/2022). 

Tak jarang ARH harus menyewa mobil untuk terlihat kaya di depan calon mertuanya, sekitar 10 tahun silam. Sampai akhirnya, timbul keinginan mempunyai mobil dari mencuri.

Dia pun mencari cara. Dia melihat papan penjualan sebuah rumah, yang disertai nomor telepon yang bisa dihubungi. 

Rumah tersebut berada di Kelurahan Kepatihan Kecamatan Kaliwates, yakni rumah keluarga Galau yang ada di Jember. 

ARH menghubungi nomor ponsel tersebut. Dia mengajak janji temu. 

"ARH ini berpikir, orang jual rumah, pasti punya mobil. Dia menghubungi nomor yang ada di papan penjualan rumah, dan mengajak bertemu. Alasannya, si bos yang hendak membeli ingin bertemu langsung," ujar Hery. 

Mereka pun bertemu pada 25 Februari 2013. Galau bertemu dengan ARH dan MR. Mereka pun berkeliling Jember memakai mobil Jazz milik Galau. 

Masih di kawasan Kaliwates, ARH mencekik Galau dibantu dengan MR. Tindak kekerasan itu membuat Galau meninggal dunia. 

"Saya awalnya tidak berniat membunuhnya. Tapi dia berisik dengan terus membunyikan klakson," kata ARH. 

Membunyikan klakson rupanya  cara Galau untuk meminta tolong malam hari itu. Namun hal itu membuat ARH panik. 

Dia yang berada di belakang Galau malah mencekiknya, sampai meninggal. 

Melihat lidah Galau terjulur, keduanya panik. 

Mereka lantas berhenti di seputaran Kecamatan Arjasa untuk membeli tali dan mengikat Galau. ARH lantas melajukan mobil ke arah Rembangan untuk membeli bensin. 

Terbersit niat di kepala ARH untuk membakar Galau di tempat sepi. Karenanya mereka membeli bensin. 

Mereka lantas menuju Jl M Yamin Kelurahan Tegalbesar, Kaliwates yang 10 tahun lalu memang dikenal sepi. 

Di sebuah lahan kosong, tubuh Galau disiram bensin dan dibakar. 

"Tidak ada saksi ketika itu (peristiwa tengah malam sampai dini hari). Itu pula yang jadi kendala dalam penyelidikan kami, kenapa baru terungkap sekarang," imbuh Kapolres Hery. 

Mayat Galau ditemukan pagi hari. Polisi pun melakukan penyelidikan, meski baru terungkap 10 tahun kurang 5 hari.