Koperasi Merah Putih di Blitar

Empat Koperasi Desa Merah Putih di Kabupaten Blitar Beroperasi, Gandeng Gapoktan dan BUMDes

Empat unit Koperasi Desa Merah Putih di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mulai beroperasi meskipun belum optimal

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/Samsul Hadi
KOPERASI MERAH PUTIH: Salah satu usaha Koperasi Desa Merah Putih di Desa Pasirharjo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Kamis (7/8/2025). Saat ini, ada empat unit Koperasi Desa Merah Putih di Kabupaten Blitar mulai beroperasi. 

TRIBUNMATARAMAN.COM I BLITAR - Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Blitar menyebutkan saat ini sudah ada empat unit koperasi desa merah putih yang mulai beroperasi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Namun, empat koperasi desa merah putih yang sudah beroperasi itu masih belum optimal sesuai tujuh harapan pemerintah pusat. 

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Blitar, Sri Wahyuni mengatakan, jumlah total koperasi desa/kelurahan merah putih di Kabupaten Blitar ada 248 unit.

Dari total itu, ada empat unit koperasi desa merah putih yang mulai beroperasi, tapi belum sesuai ketentuan yang diharapkan pemerintah pusat. 

Empat koperasi desa merah putih yang mulai beroperasi itu masih membuka usaha seperti gerai sembako dan selipan beras. 

Keempat koperasi desa merah putih yang mulai beroperasi, yaitu, di Desa Krenceng Kecamatan Nglegok, Desa Kebonagung Kecamatan Wonodadi, Desa Pasirhajo Kecamatan Talun, dan Desa Duren Kecamatan Talun.

"Empat koperasi itu sudah mulai melaksanakan usahanya. Untuk yang lain secara bertahap akan melakukan usahanya," kata Sri, Kamis (7/8/2025). 

Dikatakannya, kendala pengoperasian koperasi desa merah putih, yaitu, terkait anggaran dan skema pinjaman uang dari himpunan bank milik negara (Himbara) masih belum jelas dan masih dalam pembahasan.

Baca juga: Visi Misi Pemkab Trenggalek Sesuai dengan Hasil Kongres PDI Perjuangan

Untuk percepatan pengoperasian koperasi desa merah putih, Dinas Koperasi dan UKM menggandeng gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan badan usaha milik desa (BUMDes). 

"Karena kererbatasan modal, apalagi keuangannya koperasi masih belum siap, kami menggandeng Gapoktan dan BUMDes yang usahanya sudah jalan untuk mengoperasikan koperasi," ujarnya. 

Sri berharap, modal koperasi desa merah putih berasal dari pinjaman Himbara. Saat ini, teknis pinjaman modal koperasi dan Himbara masih dalam pembahasan pemerintah pusat. 

"Plafon anggaranya itu Rp 3 miliar. Dari plafon anggaran Rp 3 miliar, sekitar Rp 2,5 miliar untuk sarana prasara dan Rp 500 juta untuk operasional. Jaminannya berdasarkan SE PMK Kemenkeu dari dana desa. Skemanya masih menunggu pusat," katanya. 

 

(Samsul Hadi/TribunMataraman.com)

Editor : Sri Wahyunik

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved