Sound Horeg Kediri
Warga Kediri Penolak Sound Horeg Berdamai dengan Panitia dan Desa, Pernah Diteror
Penolak sound horeg di Kabupaten Kediri diteror karena menolak sound horeg, akhirnya berakhir damai
Penulis: Isya Anshori | Editor: Sri Wahyuni
Ia bahkan mengirim surat penolakan ke Bupati Kediri, Polres, hingga Gubernur Jawa Timur, serta membuat petisi bersama istrinya yang ditandatangani sekitar 800 warga.
Namun, langkah tersebut justru memicu tekanan sosial.
Dia mengaku fotonya dan sang istri beredar di media sosial serta disebut sebagai biang kerok terhambatnya perizinan acara sound horeg.
Bahkan rumahnya sempat ditandai dan diteror dengan suara sound system yang diarahkan ke rumahnya pada acara Kepung Carnival pada malam (26/7/2025) lalu.
"Kami sempat ingin mengungsi ke hotel, tapi orang tua saya takut rumah kosong. Akhirnya kami tetap di rumah," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Desa Kepung Ida Arief menegaskan bahwa seluruh proses pelaksanaan kegiatan sudah disosialisasikan kepada warga.
Bahkan, pihak desa sempat menawarkan solusi bagi yang keberatan, termasuk opsi pengungsian sementara, namun tawaran itu ditolak Eko.
Pawai sound ini tidak digelar setiap hari, hanya dua tahun sekali. Kami juga terbuka dengan masukan dan siap mengevaluasi," kata Ida.
Ida juga menyatakan tidak ada laporan keberatan resmi yang masuk ke desa. Ia pun meminta masyarakat melihat secara menyeluruh dampak positif dari kegiatan tersebut, seperti meningkatnya penghasilan UMKM dan warga yang menyediakan lahan parkir.
"Kami berfikir suara itu (sound horeg - reg) tidak menggangu, itu permintaan masyarakat," ungkapnya.
Kini, dengan mediasi yang telah terlaksana, konflik berkepanjangan itu diharapkan tidak terulang kembali.
Polsek Kepung juga mengimbau masyarakat agar menyelesaikan setiap persoalan secara damai dan melalui jalur komunikasi yang baik.
(Isya Anshori/TribunMatarama.com)
Editor : Sri Wahyunik
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.