Berita Terbaru Kabupaten Kediri

Lebih dari 200 Pusaka Dijamas di Situs Persada Soekarno Pojok Kediri

Lebih dari 200 pusaka dari berbagai penjuru Nusantara dijamas di situs Persada Soekarno, kabupaten Kediri

Penulis: Isya Anshori | Editor: eben haezer
dok. situs persada soekarno
SAKRAL - Pusaka dari berbagai penjuru Nusantara dijamas secara simbolis dalam ritual yang digelar di Situs Persada Soekarno Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri, Jumat (18/7/2025) malam. Prosesi jamasan yang berlangsung hingga dini hari itu menjadi magnet spiritual dan budaya bagi pecinta pusaka dari berbagai daerah. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Lebih dari 200 pusaka dari berbagai penjuru Nusantara dijamas secara simbolis dalam ritual yang digelar di Situs Persada Soekarno, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jumat (18/7/2025) malam.

Prosesi jamasan yang berlangsung hingga dini hari itu menjadi magnet spiritual dan budaya bagi pecinta pusaka dari berbagai daerah.

Pusaka-pusaka seperti keris, tombak, dan pedang tradisional yang dimandikan ini bukan sekadar benda bersejarah, tetapi dipercaya menyimpan nilai-nilai filosofi dan spiritual tinggi.

Baca juga: Refleksi Hari Lahir Pancasila, Warga Kediri Gelar Renungan di Bawah Pohon Kepuh Soekarno

Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Tombak Kyai Gadakan, yaitu pusaka yang diyakini sebagai peninggalan Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.

"Ritual ini bukan hanya seremoni. Ini bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur sekaligus pelestarian nilai-nilai budaya spiritual. Apalagi digelar di tempat kelahiran Bung Karno, yang menjadi simbol nasionalisme," kata Mas Jeje salah satu tokoh adat yang memimpin jalannya prosesi jamasan pusaka.

Lebih lanjut, Mas Jeje mengungkapkan bahwa para peserta yang hadir berasal dari berbagai kota, mulai dari Kediri, Jombang, Malang, Sidoarjo hingga Jakarta. Tak sedikit diantara mereka yang telah rutin mengikuti jamasan pusaka setiap tahun dalam rangka memperingati datangnya bulan Suro dalam penanggalan Jawa.

Yang menarik, ritual ini tidak hanya didominasi para sesepuh atau pemerhati budaya. Generasi muda juga ikut ambil bagian dalam menjaga tradisi. Mereka terlihat khidmat mengikuti setiap tahapan prosesi, mulai dari pengasapan dupa, pembacaan doa-doa, hingga saat air suci dituangkan ke pusaka-pusaka keramat.

"Saya mulai ikut sejak 2020. Setelah mendalami budaya dan pusaka, banyak perubahan dalam hidup saya. Jadi lebih tenang, lebih fokus, dan menghargai waktu," ungkap Ido seorang pemuda asal Kota Kediri yang ikut dalam prosesi.

Sementara itu, Ketua Harian Situs Persada Soekarno Kediri, Kushartono menjelaskan bahwa jamasan pusaka ini sebenarnya telah berlangsung secara turun-temurun. Namun baru lima tahun terakhir kegiatan ini dibuka untuk umum agar bisa menjadi media edukasi dan pelestarian budaya, khususnya bagi generasi muda.

"Harapan kami, generasi muda tidak hanya sekadar melihat, tapi juga ikut terlibat aktif melestarikan budaya. Ini bagian dari identitas bangsa yang harus dijaga bersama," tuturnya.

Dengan digelarnya acara secara terbuka, ritual jamasan pusaka di Situs Persada Soekarno kini juga menjadi agenda wisata budaya dan spiritual yang menarik perhatian masyarakat lokal hingga luar daerah. 

Prosesi ini tidak hanya menyentuh sisi religius, tetapi juga menjadi cara efektif mengenalkan sejarah dan nilai luhur leluhur bangsa.

"Budaya itu bukan masa lalu yang dilupakan, tapi warisan hidup yang harus dijaga," pungkas Kushartono. 

(isya anshori/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved