Hari Lahir Pancasila

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Warga Kediri Gelar Renungan di Bawah Pohon Kepuh Soekarno

Warga kabupaten Kediri memperingati Hari Lahir Pancasila dengan renungan bersama di bawah Pohon Kepuh Soekarno di Situs Persada Soekarno

Penulis: Isya Anshori | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/isya anshori
REFLEKSI HARI LAHIR PANCASILA - Renungan bersama di bawah Pohon Kepuh Soekarno yang berada di Situs Persada Sukarno, Ndalem Pojok, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Minggu (1/6/2025) malam. Tempat ini diyakini sebagai lokasi awal mula Bung Karno menggali nilai-nilai Pancasila pada tahun 1918, jauh sebelum ia merumuskannya secara formal di Jakarta tahun 1945. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Hari Lahir Pancasila setiap 1 Juni umumnya diperingati secara seremonial lewat upacara pengibaran bendera dan pidato resmi.

Namun, tahun ini, sejumlah warga dan komunitas di Kediri memperingatinya dengan cara yang berbeda lebih khusyuk dan penuh makna.

Mereka menggelar kegiatan renungan bersama di bawah Pohon Kepuh Soekarno yang berada di Situs Persada Sukarno, Ndalem Pojok, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Minggu (1/6/2025) malam.

Tempat ini diyakini sebagai lokasi awal mula Bung Karno menggali nilai-nilai Pancasila pada tahun 1918, jauh sebelum ia merumuskannya secara formal di Jakarta tahun 1945.

Ketua Panitia Tasyakuran Hari Lahir Pancasila Persada Sukarno Kediri, Lukito Sudiarto, mengatakan kegiatan ini terbuka untuk masyarakat umum.

Dia menyebut peringatan kali ini dikemas secara lebih reflektif agar tidak berhenti pada kegiatan simbolik semata.

"Tasyakuran Hari Pancasila rutin kita gelar tiap tahun. Tahun ini terasa lebih spesial karena kita mengajak masyarakat merenung bersama di bawah Pohon Kepuh, tempat Bung Karno muda menggali ide-ide dasar negara," kata Lukito saat dikonfirmasi, Senin (2/6/2025). 

Tema yang diangkat dalam kegiatan ini pun cukup menggugah yakni" Apakah kita tidak bangga dan bersyukur memiliki Pancasila sebagai Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia?. 

Sesi renungan dilakukan selama 17 menit, yang kemudian dilanjutkan dengan penulisan hasil refleksi oleh peserta dan diskusi kebangsaan.

"Setelah merenung, kita lanjutkan dengan selamatan dan diskusi terbuka. Harapannya, ini bukan hanya jadi peringatan, tapi momen untuk menyadari pentingnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa," imbuh Lukito.

Sementara itu, Ketua Harian Situs Persada Sukarno, Kushartono menjelaskan bahwa Bung Karno sendiri pernah mengungkapkan bahwa Pancasila bukanlah hasil ciptaannya, melainkan hasil penggalian dari nilai-nilai luhur bangsa. 

"Bung Karno bilang, ia hanya menggali dan menemukan lima butir mutiara dari bumi dan tradisi kita sendiri. Dan penggalian itu dimulai dari Kediri tahun 1918, sebelum ia ke Ende," kata pria yang akrab disapa Pak Kus.

Kus juga mengajak masyarakat untuk meneladani semangat Bung Karno dengan cara yang sederhana namun bermakna merenung dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 

"Rasa syukur atas anugerah Pancasila seharusnya diiringi dengan penghayatan dan pengamalan, serta diwariskan dari generasi ke generasi," tandasnya.

(Isya Anshori/TribunMataraman.com)

editor: eben haezer

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved