Tragedi Kapal Tenggelam di Selat Bali

Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Diduga Dekat Kabel Bawah Laut, PLN Minta Penyelaman Ditunda

Karena bangkai KMP Tunu Pratama Jaya diduga ada di bawah kabel laut, PLN meminta penyelaman dipertimbangkan ulang demi alasan keamanan

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/aflahul abidin
PENCARIAN BANGKAI KAPAL - Operasi SAR pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. PLN meminta penyelaman untuk mencari bangkai kapal ditunda karena bangkai kapal itu diduga berada di bawah kabel laut 

TRIBUNMATARAMAN.COM | BANYUWANGI - Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya diduga berada di dasar Selat Bali, tak jauh dari jalur kabel bawah laut milik PLN.

Karena alasan keselamatan, PLN tidak merekomendasikan adanya aktivitas penyelaman di sekitar lokasi tersebut.

Senior Manager Pemeliharaan Transmisi PT PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali, Inda Puspanugraha, menjelaskan bahwa penyelaman di sekitar kabel bawah laut cukup berisiko.

Baca juga: Jangka Waktu Operasi Pencarian Kapal Tunu Pratama Jaya dan Para Korban Diperpanjang 3 Hari

"Jangan sampai aktivitas di sekitar kabel kami justru menimbulkan gangguan atau kerusakan. Untuk sementara, kami tidak merekomendasikan penyelaman," ujar Inda, Rabu (10/7/2025) malam.

Ia menyebutkan, kabel bawah laut PLN di Selat Bali membawa tegangan tinggi, yakni 150 kV. Karena itu, faktor keselamatan menjadi perhatian utama.

"Kami masih menunggu informasi tambahan, termasuk hasil rekaman dari KRI Spica. Dari sana baru bisa dianalisis apakah lokasi kapal cukup aman dari kabel kami atau tidak," jelasnya.

Jika penyelaman harus dilakukan dan dinyatakan memungkinkan, kata dia, sejumlah hal teknis masih perlu diperhitungkan, terutama metode pengangkatan dan peralatan selam yang digunakan.

"Apakah alat atau aktivitas itu berpotensi mengganggu instalasi kami atau tidak," tambahnya.

Ia menegaskan, jika kabel bawah laut terganggu, maka pasokan listrik ke sebagian wilayah Bali bisa terdampak.

"Saat ini pasokan listrik ke Bali masih normal. Tapi kami tetap waspada karena belum tahu bagaimana kondisi kapal bisa memengaruhi kabel bawah laut," ujarnya.

PLN, lanjut Inda, tetap membutuhkan pembaruan informasi dari tim SAR gabungan, khususnya pantauan kondisi bawah laut, untuk memastikan tidak ada gangguan terhadap kabel tersebut.

Perkembangan Pencarian

Sementara itu, upaya pencarian bangkai KMP Tunu oleh tim SAR gabungan menunjukkan progres positif. Berdasarkan pemindaian sonar KRI Pulau Fanildo, objek yang diduga bangkai kapal ditemukan sekitar 1,3 hingga 1,5 mil laut dari titik tenggelam, ke arah selatan.

Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmada II, Laksma TNI Endra Hartono, mengatakan bahwa objek tersebut berada di kedalaman sekitar 49 meter dari permukaan laut, dan hanya berjarak sekitar 30 meter dari kabel bawah laut milik PLN.

Tim penyelam juga telah menurunkan kamera bawah laut. Namun, kamera hanya mampu mencapai kedalaman 35 meter sebelum akhirnya terbawa arus kuat di Selat Bali.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved