Tragedi Kapal Tenggelam di Selat Bali

Kesaksian Para Korban Selamat Dalam Tragedi Kapal Tenggelam di Selat Bali: 5 Jam Terombang-ambing

Inilah kesaksian para penumpang yang selamat dalam tragedi tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/aflahul abidin
KORBAN SELAMAT - Suyit, korban selamat tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya saat tiba di Posko Informasi Gabungan Ketapang Banyuwangi, Kamis (3/7/2025) sore. 

Sore harinya, ia bersama 20 korban selamat dipindahkan dari Gilimanuk menuju Posko Ketapang Banyuwangi.

Di sana, Suyit kembali bertemu dengan anggota keluarganya yang sudah lama menunggu.

Diberitakan sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam.

Kapal tenggelam sekitar pukul 23.35 WIB, atau menjelang tengah malam. Kondisi kapal saat ini sudah tenggelam di perairan. Belum ada informasi pasti penyebab kapal tenggelam.

Data yang dimiliki pihak berwenang, kapal tersebut mengangkut 53 penumpang dan 12 kru. Artinya, terdapat 65 orang di dalam kapal tersebut. Sementara jumlah kendaraan sebanyak 22 unit.

Sebanyak 30 penumpang dipastikan selamat dalam tragedi tersebut. Sementara total korban meninggal sebanyak enam orang.

5 Jam Terombang-ambing

Samsul hidayat penumpang kapal tenggelam di selat bali
Samsul Hidayat, salah satu penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang selamat dari tragedi tenggelamnya kapal tersebut di Selat Bali

Korban lainnya, Samsul Hidayat mengatakan, dirinya sempat terombang-ambing sekitar 5 jam di tengah laut hingga bala pertolongan tiba. 

Warga Desa Benelan Lor, Kecamatan Kabat, kabupaten Banyuwangi itu juga mengatakan kapal tenggelam sangat cepat. 

"Kejadiannya cepat sekali. Cuma tiga menit," kata Samsul.

Samsul bercerita, tragedi diawali dengan ombak besar yang menerjang kapal menjelang tengah lama. Gelombang tinggi itu membuat kendaraan-kendaraan yang ada di kapal tergeser posisinya.

"Lalu ada gelombang lagi. Mesin langsung mati," lanjut dia.

Dalam sekejap, kapal pun berangsur tenggelam. Bersama banyak penumpang lain, Samsul yang ada di atas kapal akhirnya memutuskan untuk melompat menyelamatkan diri.

Waktu itu, Samsul melompat tanpa memakai taket pelampung. Saat badan kapal lenyap di telan lautan, beberapa jaket pelampung terlihat mengambang di perairan. Samsul pun memilih untuk berpegang dengan salah satunya agar tetap mengambang.

Sambil terombang ambing di lautan, Samsul mencoba untuk tetap bertahan. Sambil berharap pertolongan cepat tiba. Kondisi yang gelap gulita menjadikan moment tersebut terasa amat dramatis.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved