Tragedi Kapal Tenggelam di Selat Bali

Cerita Lengkap Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Puluhan Orang Masih Hilang

KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam. Ini cerita selengkapnya

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eben haezer
ist/youtube
KMP Tunu Pratama Jaya yang dilaporkan tenggelam di Selat Bali 

TRIBUNMATARAMAN.COM | BANYUWANGI - KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam.

Kapal itu dikabarkan mengangkut 65 orang. Terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru. 

Setidaknya empat orang dilaporkan selamat. Namun puluhan orang lainnya masih hilang. 

Kasi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli KSOP Tanjung Wangi Ni Putu Cahyani menjelaskan, kapal tenggelam sekitar pukul 23.35 WIB, atau menjelang tengah malam.

"Saya dapat informasi, sekitar pukul 23.35, kapal sudah tenggelam," kata Cahyani, Kamis (3/7/2025).

Menurut dia, kondisi kapal saat sudah tenggelam di perairan. Dugaan sementara, kapal tenggelam karena ombak tinggi.

"Mungkin dari ombak (penyebab tenggelam). Karena informasi dari BMKG hari ini, ombak antara 1,7 meter sampai 2,5 meter," lanjut dia.

Selain mengangkut puluhan orang, di kapal itu juga terdapat puluhan kendaraan. 

"Jumlah kendaraan ada 22," lanjutnya.

Cahyani menjelaskan, lokasi kapal tenggelam berada di perairan antara Banyuwangi dan Bali, yang lebih dekat di Banyuwangi. Saat ini, proses pencarian kapal telah berlangsung.

"Saat ini dari kapal KMP Tunu Pratama Jaya 388 dan 588 sudah menysir ke lokasi. Juga dari Basarnas, Polairud, KSOP, sudah menyisir," ujar dia.

Proses pencarian, lanjut dia, sudah berlangsung sejak kabar tenggelam kapal diterima.

"Sudah dari tadi. Hampir sejam lalu. Belum ada informasi kabar (korban ditemukan). Kami masih menunggu," sambungnya.

Dia melanjutkan,  sebelum benar-benar tenggelam dan hilang, sempat ada permintaan tolong melalui radio dari kapal tersebut. 

"Saya dapat informasi memang KMP Tunu Pratama Jaya pada pukul 23.17 WIB, itu meminta pertolongan melalui radio," lanjutnya. 

Kabar berikutnya yang diterima KSOP setelah permintaan tolong itu adalah bahwa kapal telah tenggelam sekitar pukul 23.35 WIB.

Pencarian Terkendala Ombak

Sementara itu, proses pencarian kapal terkendala oleh besarnya ombak.

Koordinasi Pos Basarnas Banyuwangi, Wahyu Setia Budi menjelaskan, untuk sementara pencarian kapal dilakukan oleh kapal dari Basarnas, KSOP, dan dua kapal milik perusahaan yang mengalami musibah.

"Kami menuju titik lokasi terakhir kapal tersebut," kata Wahyu, Kamis (3/7/2025) dini hari.

Wahyu menjelaskan, kapal diduga tenggelam di perairan tengah antara Pelabuhan Ketapang Banyuwangi dan Pelabuhan Gilimanuk Bali.

"Cuma karena kuatnya arus yang mengarah ke selatan, jadi untuk proses pencarian kami fokus mengarah ke selatan," lanjut dia.

Selain dari Banyuwangi, menurut Wahyu, proses pencarian kapal juga dibantu oleh Basarnas Denpasar. 

Sedangkan Kepala KSOP Tanjung Wangi, Purgana mengatakan, sembilan kapal diterjunkan untuk mencari KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam.

Kapal-kapal tersebut berasal dari berbagai unsur. Rinciannya, yakni dua kapal dari Basarnas, 2 kapal dari KSOP Tanjung Wangi, 2 kapal milik perusahaan PT Raputra Jaya, 2 kapal KRI, dan 1 kapal dari Polairud.

"Sampai sekarang ada sembilan kapal yang melakukan pencarian," kata Purgana, Kamis (3/7/2025) dini hari.

Purgana menjelaskan, laporan KMP Tunu Pratama Jaya bermasalah pertama kali diterima sekitar pukul 23.17 WIB. Pada saat itu, kapal berkomunikasi dengan kapal lain seperusahaan.

"Komunikasi yang mereka lakukan untuk sementara dari informasi yang kami terima, yakni antar lapal mereka sendiri. Waktunya cuoup singkat, tidak sampai 20 menit. Habis itu (kapal) hilang," tuturnya.

Keluarga Korban Berdatangan

Setelah informasi tragedi ini mengemuka, para keluarga dan kerabat para penumpang serta kru KMP Tunu Pratama Jaya mulai mendatangi Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Kamis (3/6/2025).

Mereka ingin mencari informasi dan kepastian tentang genggelamnya kapal di Selat Bali itu.

Seorang pria dan wanita menangis di area Pelabuhan Ketapang. Mereka duduk di trotoar dekat kendaraan-kendaraan besar yang tengah terparkir.

"Anakku," kata pria tersebut, kepada seorang anggota polisi yang berada di dekatnya. 

Untuk menenangkan, petugas mengajak mereka berdua masuk ke area kantor ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang.

Menurut informasi, pria dan wanita itu adalah keluarga dari salah satu kru kapal KMP Tunu Pratama Jaya. Mereka datang ke Pelabuhan Ketapang setelah mendapat informasi bahwa kapal tempat anaknya bekerja tenggelam, Rabu (2/7/2025) tengah malam.

Selain dua orang itu, ada juga Bagus, warga Jember yang mencari seorang sopir truk. Bagus adalah pemilik truk sekaligus bos dari sopir yang diduga menjadi penumpang kapal.

Menurut Bagus, ada tiga truknya yang melintas dari Jawa ke Bali pada malam itu. Dua truk telah mendarat dengan aman di Bali. Sementara satu truk lainnya tak ada kabar.

"Sopirnya saya telepon sejak jam 12 malam, tidak aktif HP-nya. Saya tidak tahu naik kapal apa. Khawatirnya kapal (yang tenggelam) ini," imbuhnya.

Bagus berharap, sopirnya bukanlah penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam. Ia pun memilih bertahan di pelabuhan sembari menunggu kepastian tentang sopirnya. 

Korban Selamat

Beberapa jam setelah pencarian, tiga penumpang dan seorang kru kapal dilaporkan selamat dari tragedi tersebut. 

Kru kapal tersebut adalah Sandi Wariyawan yang bertugas sebagai Kepala Kamar Mesin (KKM). Sementara tiga penumpang adalah Romi Alfa Hidayat, Manson, dan Saroji. 

Alamat kru masih ditelusuri. Sementara tiga penumpang adalah warga Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi.

Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra menjelaskan, empat orang tersebut selamat karena berhasil menaiki sekoci saat kapal tenggelam.

"Saat kapal tenggelam, kru kapal menurunkan sekoci dan menyelamatkan tiga penumpang tersebut," kata Rama.

Mereka kemudian membawa skoci tersebut ke daratan terdekat. Mereka ditemukan oleh warga di perairan wilayah Cekik, dekat Pelabuhan Gilimanuk.

"Alhamdulillah keempatnya dalam kondisi sehat. Saat ini mereka berada di Pelabuhan Gilimanuk," katanya.

Rama menjelaskan, penumpang yang merupakan warga Banyuwangi kemungkinan akan dievakuasi ke Banyuwangi. Namun, proses persegeseran itu masih akan dikomunikasikan lebih lanjut.

Tangis Haru

Tangis Baihaki langsung pecah ketika mengetahui anaknya, Romi Alfa Hidayat, berhasil menyelamatkan diri dalam tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Rabu (2/7/2025). 

Baihaki mendapat kabar tentang kapal tenggelam, Kamis (3/7/2025), sekitar subuh. Ia pun mencoba menghubungi anaknya melalui panggilan telepon. Tapi telepon anaknya tak aktif.

Dari rumahnya di Desa/Kecamatan Blimbingsari, Baihaki bersama beberapa anggota keluarga lainnya bergegas menuju ke Pelabuhan Ketapang untuk mencari kabar.

Sesaimpainya di pusat informasi, ia langsung menanyakan kabar anaknya. Setelah petugas menginformasikan bahwa Romi termasuk satu dari empat orang yang selamat, tangis pun pecah.

"Alhamdulillah, Pak. Saya daritadi binggung. Anak saya enggak ada kabar. Dihubungi enggak bisa," kata Baihaki.

Baihaki menjelaskan, Romi pergi ke Bali bersama beberapa orang tetangganya untuk bekerja. Sang anak bekerja di daerah Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabu Badung.

"Kerjanya musiman. Kalau ada kerjaan, bawa fiber dari Blimbingsari ke Bali. Lalu di sana kerja," sambungnya.

(aflahul abidin/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved