Keracunan di Posyandu Tulungagung

Puluhan Balita dan Warga Dewasa Keracunan PMT Posyandu di Tulungagung

Sebanyak 21 Balita dan 42 orang dewasa mengalami gejala keracunan makanan usai mengonsumsi soto yang dibagikan dalam kegiatan Pemberian Makan Tambah

Penulis: David Yohanes | Editor: faridmukarrom
(Tribunmataraman.com / David Yohanes)
PENYEBAB KERACUNAN - Kanit Inafis Satreskrim Polres Tulungagung, Aiptu Sugapri menunjukkan kemasan sajian soto yang diduga menjadi penyebab keracunan massal di Desa Wonorejo, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (19/6/2025). Soto ini dibagikan pada Posyandu, Senin (16/6/2025) pagi, lalu 56 orang yang makan mulai merasakan gejala keracunan pada Senin malam. 

TRIBUNMATARAMAN.COM |TULUNGAGUNG - Sebanyak 21 Balita dan 42 orang dewasa mengalami keracunan setelah makan soto Pemberian Makan Tambahan (PMT) kegiatan Posyandu di Desa Wonorejo, Kecamatan Sumbergempol.

Dari para korban, 4 di antaranya masih menjalani perawatan di rumah sakit dan klinik karena kondisinya paling parah.

Camat Sumbergempol, Heru Junianto, mengaku akan menjadikan kejadian ini sebagai bahan evaluasi menyeluruh.

“Saya sudah sampaikan ke Kades (Kepala Desa Wonorejo) untuk mengevaluasi pihak penyedia PMT ini,” ujar Heru, Kamis (19/6/2025) saat ditemui di Pos 1 Posyandu Desa Wonorejo.

Menurut Heru, keracunan ini dimungkinkan karena proses penanganan makanan yang salah sehingga terjadi kontaminasi kuman.

Baca juga: Jadwal Lengkap Baru MotoGP Italia 2025 Live Trans7 Sabtu-Minggu Malam Ini Marc Marquez Main

Karena itu pihak penyedia PMT wajib memperhatikan keamanan pangan, apalagi dikhususkan para Balita.

Selain itu Heru juga mempertanyakan pilihan menu soto, padahal yang akan mengonsumsi adalah para Balita dari beberapa bulan sampai 5 tahun.

“Pilihan soto sebagai PMT saja sudah aneh. Ke depan saya minta menunya khusus untuk Balita,” tegas Heru.

Kemasan makanan PMT juga menjadi sorotan Heru.

Soto yang diberikan ke para Balita itu dikemas dalam mika, kemudian nasi, kuah soto, daging ayam dan telur masih dibungkus lagi dengan plastik terpisah-pisah.

Dengan kemasan seperti ini PMT hanya bisa dibawa pulang dan dikonsumsi di rumah.

PMT pada akhirnya tidak hanya dimakan Balita peserta Posyandu, namun juga anggota keluarga lain.

Terbukti selain 21 Balita, ada 42 orang dewasa yang ikut keracunan.

Padahal PMT bertujuan memberi tambahan gizi untuk para Balita, dan mencegah gizi buruk.

“PMT ini bagian dari program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Tulungagung. Jadi tidak bisa sembarangan,” katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved