Putra Daerah

Sosok Aisyah Andini, Siswi SMAN 1 Trawas Berprestasi Dari Kesederhanaan

Ini adalah kisah sosok Aisyah Andini, siswa kelas 11 SMAN 1 Trawas Kabupaten Mojokerto, dengan seabrek prestasinya di bidang seni menggambar

Editor: eben haezer
dok. pribadi
BERPRESTASI - Aisyah Andini, Siswi SMAN 1 Trawas dengan prestasi di bidang seni 

TRIBUNMATARAMAN.COM | MOJOKERTO - Ini adalah kisah sosok Aisyah Andini, siswa kelas 11 SMA Negeri 1 Trawas Kabupaten Mojokerto, yang menoreh prestasi lewat hobi di bidang seni, terutama menggambar.

Remaja yang akrab dipanggil Dini itu terlahir dari keluarga yang sederhana.

Ayahnya adalah seorang kasir di sebuah rumah makan.

Baca juga: Sosok Joscha Dafa Allegra Tombokan, Raih Beasiswa ke Polandia Dengan Belajar Lewat Sosmed

Sementara sang ibu merupakan ibu rumah tangga yang turut membantu perekonomian keluarga dengan berjualan kerupuk.

Meski begitu, kedua orang tua Dini selalu memberikan dukungan penuh terhadap minat dan bakatnya, khususnya di bidang seni.

Sejak kecil, Dini sudah menunjukkan ketertarikan yang besar pada dunia seni, terutama musik dan menggambar. 

Ketertarikannya pada musik bermula saat ia menemukan keyboard milik kakaknya yang sudah lama tak digunakan. Dari situlah, ia mulai belajar memainkannya secara otodidak.

Baca juga: Sosok Feri Ardiansyah, Wirausaha Muda yang Pemilik Usaha Cemilan Sehat Makaroni Labu

Saat duduk di bangku MTs, Dini pun memperluas kemampuan bermusiknya dengan belajar gitar secara mandiri.

Di tengah kegemarannya bermusik, Dini juga tak henti mengasah hobi menggambarnya. 

Bidang yang Dini tekuni secara konsisten ini, ternyata menjadi sarana belajar yang menyenangkan. 

Seiring waktu, hobi yang awalnya sekadar kegiatan di waktu luang, justru menjadi pintu gerbang yang membuka jalan bagi Dini menuju berbagai prestasi membanggakan.

Hobi Sebagai Peluang Untuk Berkembang 

Dini mengakui bahwa dirinya tidak terlalu menonjol di bidang akademik. 

Oleh karena itu, perempuan asal kecamatan Prigen, kabupaten Pasuruan, Jawa Timur itu mulai mencari ruang berkembang melalui hal-hal yang ia sukai, terutama menggambar. 

Meski sempat merasa minder dan takut untuk mencoba, Dini tak menyerah begitu saja. 

Dukungan dari guru dan teman-temannya menjadi motivasi utama bagi Dini. 

Selain itu, keterlibatan Dini dalam organisasi intra sekolah memberikan ruang baginya untuk belajar berani dan percaya diri. 

Melalui pengalaman tersebut, perlahan rasa ragu yang dulu membayanginya mulai tergantikan oleh semangat untuk terus mencoba dan berkembang.

Semangat ini kemudian membawa Dini untuk ikut serta dalam berbagai lomba yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

Salah satu langkah awal yang cukup berarti bagi Dini adalah ketika dirinya mengikuti lomba poster dalam kegiatan Madrasah Supercamp yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan.

Tak disangka, Dini berhasil meraih juara pertama dan mendapatkan hadiah berupa uang tunai.

Momen ini sangat berkesan bagi siswi berusia 18 tahun itu. 

“Seneng banget. Soalnya waktu itu hadiahnya berupa uang tunai. Jadi bisa dipakai buat uang jajan. Biar sedikit meringankan beban orang tua juga.” jelasnya.

Perjalanan Dini pun berlanjut saat ia melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu SMA. 

Di SMA ini, Dini mempunyai tantangan baru. 

Dini yang terbiasa membuat poster secara manual di atas kertas A3, kini harus beradaptasi dengan desain digital menggunakan aplikasi.

Hal ini dikarenakan sebagian besar lomba poster di tingkat SMA menggunakan format digital.

“Awalnya sempat pesimis.” terang Dini.

Tetapi semangat belajarnya tak padam begitu saja. 

Dengan tekad yang kuat, Dini mulai belajar secara mandiri lewat media sosial dan berusaha beradaptasi meski hanya mengandalkan ponsel dan pena stylus sederhana dari sang ayah

Usaha itu membuahkan hasil. 

Dini akhirnya meraih juara 3 di lomba poster anti korupsi se-Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Tak lama setelah itu, ia juga berhasil menjadi juara 1 lomba poster peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang diadakan oleh Pusham Universitas Surabaya dan Komnas HAM. 

Ia lalu kembali mengukir prestasi dengan meraih juara 2 nasional dalam lomba infografis yang diadakan oleh Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya (FBS UNESA) pada bulan Maret lalu. 

Prestasi terakhir ini sangat berkesan bagi Dini karena UNESA adalah kampus impiannya.

Ke depannya, Dini ingin melanjutkan pendidikan di UNESA dengan mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) atau Pendidikan Seni Rupa. 

Cita-citanya adalah menjadi guru seni atau seorang graphic designer untuk sebuah perusahaan. 

Namun di atas semua itu, ia hanya ingin satu hal. 

“Ingin membuat orang tua bangga.” ucap Dini.

Perjuangan dan Dukungan Tanpa Henti

Semua itu diraih Dini bukan tanpa pengorbanan. 

Dini harus membagi waktu antara menyelesaikan tugas-tugas sekolah dan mempersiapkan karya untuk berbagai perlombaan. 

Agar tetap bisa menunaikan kewajibannya sebagai siswa, Dini selalu memilih lomba dengan tenggat waktu yang tidak terlalu mepet. 

Selain itu, Dini tetap memanfaatkan waktu luangnya, termasuk saat libur sekolah, untuk terus mengasah kemampuannya menggambar.

Keseriusannya dalam mengembangkan bakat tak membuatnya lupa akan tanggung jawab utamanya sebagai seorang siswa

Ia tetap rajin belajar serta mengerjakan tugas hingga berhasil meraih peringkat 5 di kelasnya.

Pencapaian ini bahkan di luar ekspektasinya sendiri. Namun menjadi bukti nyata bahwa kerja keras dan disiplin waktu yang diterapkannya membuahkan hasil. 

Peran Orangtua

Di balik semua prestasi yang Dini raih, ada sosok keluarga yang selalu hadir memberikan dukungan tanpa henti.

“Kalau ibu biasanya mendukung lewat kata-kata positif supaya aku tetap semangat. Beda sama ayah yang orangnya kaku. Jadi bentuk dukungannya dengan membelikan perlengkapan yang aku butuhkan untuk lomba.” ujar Dini

Dukungan tersebut membuat Dini semakin semangat untuk terus melangkah maju serta meraih mimpi-mimpinya lewat bakat yang ia miliki.

Pesan Dini untuk remaja seusianya adalah supaya terus meningkatkan rasa percaya diri dan tidak ragu untuk mencoba berbagai peluang yang ada.

Menurutnya, setiap individu perlu mengembangkan minat dan bakat agar dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki secara maksimal. 

“Karena prestasi kan bukan hanya dari nilai akademik saja.” jelasnya.

Selain itu, Dini juga mengingatkan pentingnya memiliki support system atau dukungan yang kuat, baik itu dari keluarga, guru, maupun teman-teman. 

Dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat, seseorang akan lebih termotivasi dan mampu menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri. 

“Kalau ada yang mendukung, kita jadi lebih termotivasi.” tambahnya.

(Alifya Dyara/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved